Teknik Budidaya Ikan dalam Ember atau disingkat sebagai Budikdamber belakangan populer dalam lingkungan masyarakat. Dengan teknik Budikdamber, seseorang dapat beternak lele dan menanam sayuran sekaligus, meskipun di rumahnya tidak memiliki lahan yang luas. Namun, masih banyak masyarakat yang masih bingung dalam pengaplikasiannya.
Maka dari itu, pada Sabtu (29/08/2020), Korps Tenaga Sukarela Universitas Katolik Parahyangan (Korgala Unpar) bekerjasama dengan Budikdamber Indonesia mengadakan Webinar Interaktif bertajuk “Budikdamber, One Bucket Less Space, Solve Problem” dengan dimoderatori oleh Mayandra Adelya dan Gabriela Jane sebagai perwakilan dari Korgala Unpar.
Kegiatan mengundang Juli Nursandi, S.Pi., M.Si. yang merupakan Founder Budikdamber Indonesia. Selain itu beliau juga berprofesi sebagai dosen di Politeknik Negeri Lampung. Hadir pula Rizky Tizar, Co Founder Budikdamber.org untuk melakukan praktik tatap muka langsung Budikdamber di RT 02, RW 01, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.
Acara diikuti secara antusias oleh 250 peserta virtual dan 40 peserta di lapangan. Sesuai dengan tagline “one bucket less space, solve problem” yang berarti “satu ember di lahan terbatas, menyelesaikan masalah”, ide ini muncul dalam benak Juli karena Ia ingin menciptakan metode untuk menghasilkan uang dan makan dari lahan yang semakin menyempit.
Mengenal Budikdamber
Di sesi awal Juli menjelaskan mengenai Budikdamber dan hasil yang diperoleh dari lahannya. Juli menuturkan bahwa teknik Budikdamber sangat cocok dilakukan di rumah dengan lahan yang sempit karena tidak memakan banyak tempat. Satu ember dapat memuat sekitar 3-6 kg ikan. Ikan yang dibudidayakan tentu bisa beragam. Bukan hanya lele, melainkan betok, patin, gurame, dan gabus pun dapat digunakan.
Secara garis besar, ikan yang digunakan harus bercirikan kuat dan tahan oksigen rendah. Ciri khusus lainnya yang wajib dimiliki diantaranya aktif berenang, kulitnya mulus (tidak ada bintik-bintik putih), mulutnya tidak sariawan, dan kumisnya tidak terpotong-potong. Ukuran bibit ikan yang umum dijual berkisar 5-7 cm. Semakin besar ukuran bibit ikan yang dibeli maka semakin mahal pula.
Budikdamber memiliki banyak fungsi. Selain untuk budidaya tanaman dan ikan, dapat juga digunakan sebagai kulkas hidup bagi daerah pedalaman yang masih belum menjangkau listrik. Ikan segar pun tetap dapat dikonsumsi dengan metode ini.
Air yang digunakan bisa menggunakan air hujan dan air sumur. Cukup diendapkan di dalam ember selama dua hari untuk menguapkan gas beracun dan hasil endapan dapat dibuang dengan metode sifon. Air PDAM jg dapat dipakai namun harus dihilangkan kandungan klorinnya selama 5-7 hari, tetapi jika ingin lebih cepat dapat menggunakan anti klorin yang dapat dibeli di toko akuarium.
Kualitas air adalah hal yang paling esensial dari metode Budikdamber. Media seperti arang kayu, arang batok, atau arang hitam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas air. Jika didapati air berbau dan mengganggu lingkungan dapat menggunakan probiotik yang dijual secara umum di toko akuarium. Air yang berwarna merah seperti yang ditunjukkan Juli di rumahnya bukan berarti kotor, melainkan air tersebut bagus kualitasnya karena banyak bakteri baik di dalamnya.
Ikan yang menggantung seperti pada kebanyakan kasus bukan tanpa sebab. Hal ini dikarenakan ada zat NH₃, H₂S, dan CH₃ di dalam air. Solusinya bukan dengan mengganti air, namun ditambah dengan catatan endapan air lama harus dikeluarkan terlebih dahulu dan juga ditambahkan aerator sebagai penyejuk. Selain itu, ikan mati mungkin disebabkan oleh nafsu makan berbeda, air terlalu dingin, pakan tidak cocok, atau ikan itu sendiri berpenyakit.
Metode Budikdamber mudah namun harus diperhatikan setiap saat perubahan perilaku dari ikan budidaya. Ikan yang sudah berumur 6 minggu biasanya sudah sangat besar dan dapat digoreng. Jika belum ingin dikonsumsi sebaiknya dipisahkan karena akan menghambat tumbuh kembang ikan yang lebih kecil darinya.
Praktek
Sesi selanjutnya diteruskan kepada Rizky yang berada di lokasi praktek tatap muka langsung Budikdamber. Ia memimpin sosialisasi Budikdamber kepada masyarakat sekitar Hegarmanah dan menunjukkan langsung teknik budidaya ikan dalam ember yang benar dibantu dengan 40 peserta lainnya. Diharapkan Budikdamber dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kegiatan yang positif di tengah pandemi. (JNS/DAN – Divisi Publikasi)