Senin (17/10), Program Studi Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) bersama Himpunan Program Studi Mahasiswa Teknik Kimia (HMPSTK) Unpar mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Cukanggenteng, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini didasarkan pada produk pangan khas yang diproduksi warga Desa Cukanggenteng yaitu produk ikan pindang.
Produk tersebut telah dibuat secara turun temurun, bahkan ada perajin ikan pindang yang sudah membuat dan memasarkan produk ikan pindang sejak tahun 1967. Produk ikan yang dihasilkan laku terjual, akan tetapi, produk ikan yang dibuat memiliki umur simpan yang relatif singkat, yaitu sekitar 3-5 hari bergantung kebersihan produksinya. Hal ini membatasi jangkauan penjualan produk, yang pada akhirnya menjadi pembatas pada jumlah ikan pindang yang diproduksi. Selain itu, ikan pindang yang diproduksi masih dikemas dengan sederhana (menggunakan kertas nasi atau pun kertas koran).
Pada kesempatan ini, Tim dari Teknik Kimia Unpar memberikan pelatihan mengenai pengemasan sekaligus pengawetan dengan kemasan vakum. Selain juga memberikan wawasan mengenai produksi pangan yang baik (good manufacturing processes –GMP) dan pengelolaan bisnis-keuangan. Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ibu Ariestya Arlene, ST., MT., selaku ketua pelaksana kegiatan pengabdian. Dalam sambutannya, Ibu Arlene menyampaikan harapannya agar kegiatan pelatihan yang diberikan dapat membuka wawasan perajin ikan pindang, kemudian dapat diaplikasikan, sehingga akhirnya meningkatkan ekonomi warga Desa Cukanggenteng.
Dr. Budi Husodo Bisowarno (Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama) dalam pemaparannya menekankan pentingnya akan pencatatan keuangan sebagai modal awal pengelolaan bisnis yang baik. Beliau juga mengajak masyarakat untuk merintis kembali koperasi untuk perajin ikan pindang, selain mengajak warga memikirkan perencanaan bisnis yang baik.
Pemaparan dilanjutkan oleh Ibu Jenny N. M. Soetedjo, ST., MSc., Dosen Teknik Kimia Unpar, mengenai pentingnya higienitas dalam memproduksi makanan. Higienitas bukan merupakan hal yang sulit, akan tetapi hal yang sangat sederhana dan lekat dengan kehidupan sehari-hari. Pembuatan produk pangan yang higienis menjamin kualitas produk pangan yang baik pula.
Kemudian, paparan selanjutnya adalah pengenalan teknologi pengemasan vakum oleh Hanna & Sharon Priscilla, mahasiswa angkatan 2013 Teknik Kimia Unpar. Hanna dan Sharon menyampaikan sebagian hasil penelitiannya di mana produk ikan pindang mojang dan bandeng yang dikemas vakum memiliki umur simpan mencapai 14 hari, dibandingkan dengan ikan yang hanya dikemas dengan kertas, yaitu sekitar 5 hari. Umur simpan tersebut diuji pada penyimpanan di temperatur ruang.
Peserta pelatihan, yang kebanyakan adalah ibu-ibu perajin ikan pindang mencoba secara langsung mengemas ikan pindangnya dengan alat vakum skala rumah tangga. Kegiatan ditutup dengan simbolis penyerahan alat vakum dan cinderamata kepada aparat desa.
Diharapkan kegiatan pelatihan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga Desa Cukanggenteng yang berprofesi sebagai produsen ikan pindang agar dapat memproduksi dan mengemas produknya dengan metode yang lebih baik, sehingga secara otomatis usia simpan produk menjadi lebih lama dan dapat memperluas jangkauan produk. Dengan begitu, produksi ikan pindang desa tersebut dapat bertambah dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan warga.