Delapan orang mahasiswa-mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) berpartisipasi dalam kegiatan Intercultural Student Camp (ISC) ke-V Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik atau APTIK. Bersama mahasiswa-mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi anggota APTIK di seluruh Indonesia, Bellereine Theodora (FISIP), Tashia Emanuela (FISIP), Dede Felix (FISIP), Katarina Sabrina (FE), Yoshua Mahendra (FF), Billie Ebenhaezer (FISIP), Margareta S. (FE), dan Eunike Tifani (FTI) mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya selama tiga hari antara tanggal 31 Oktober hingga 2 November 2019.
Dengan membawa tema “Tantangan Kaum Milenial dalam Mewujudkan Peradaban Kasih”, mahasiswa sebagai kaum milenial diajak untuk bersinergi melalui perjumpaan yang inklusif, inovatif, dan transformatif. Semangat ini membingkai pluralitas multikultural kaum milenial dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan beriman apapun agama dan kepercayaan tiap orang. Perjumpaan inilah yang diharapkan mampu menjadi jalan terciptanya peradaban kasih.
Rangkaian kegiatan ISC mengajak para mahasiswa untuk belajar dan berdialog, berbagi pemahaman dan pengalaman tentang perjumpaan interreligius. Pemahaman dan pengalaman ini diperoleh melalui kunjungan ke Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Gereja Pohsarang Kediri. Selain itu, dialog perjumpaan interreligius kaum milenial juga dikupas dalam perspektif pengetahuan kepercayaan lain yang dibawakan oleh cendekiawan Hindu I Gusti Ketut Budiartha dan cendekiawan Muslim Gus Aan Anshori.
Dialog perjumpaan interreligius pada akhirnya memuncak pada dialog interkultural dengan menghadirkan persembahan budaya dari berbagai universitas. Melalui kegiatan ini para mahasiswa diajak untuk masuk dalam komunikasi kultural, komunikasi simbolik yang mengarahkan para mahasiswa untuk memiliki sikap dan perilaku menghargai, menghormati, dan memahami keunikan nilai-nilai budaya yang lain. Persembahan lagu Indonesia Pusaka dan tarian Mojang Priangan dari para mahasiswa Unpar telah memberikan pesan simbolik akan nilai-nilai budaya Indonesia khususnya Jawa Barat. Puncak kegiatan ini ditandai dengan pengucapan “Deklarasi ISC V 2019”.
“Setelah mengikuti kegiatan ISC, saya merasa bahwa perbedaan itu bukan sesuatu yang harus ditakuti, apalagi dipandang sebagai pembeda,” tutur Yoshua selaku perawkilan dari Unpar. “Jadi, rasanya penting untuk melihat lebih jauh perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah, dan salah satu bentuk identitas manusia yang wajib dihargai.”
Kerjasama interreligius dan multikultural perlu terus diupayakan dalam berbagai kesempatan, ruang kebersamaan, dan oleh siapa pun juga termasuk mahasiswa sebagai kaum milenial. Tekad kaum milenial untuk menciptakan peradaban berlandaskan kasih sesuai dengan keinginan untuk menciptakan persatuan bangsa Indonesia, sesuai dengan pesan, “Bangkitkan Tekad, Satukan Perbedaan, Majulah Indonesia!”