UNPAR.AC.ID, Bandung – Inovasi pakan ternak berbasis maggot dinilai menjadi solusi atas masalah lingkungan dan dapat mendukung keberlanjutan peternakan di Indonesia. Hal itu dipaparkan oleh Kepala Pusat Studi Rekayasa Proses dan Produk Pangan Jurusan Teknik Kimia UNPAR yang juga ketua tim dalam proyek tersebut, Prof. Dr. Judy Retti B. Witono, Ir., M.App.Sc bersama anggota tim lainnya dalam Program Matching Fund Kedaireka 2022.
Melansir laman kedaireka.id/matchingfund, Jumat (7/7/2023), Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Mitra.
Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka. Dukungan Matching Fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi* yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
Prof. Judy bersama Herry Santoso, S.T., M.T.M., Ph.D.; Kevin Cleary Wanta, S.T., M.Eng.; Y.I.P. Arry Miryanti, Ir.,M.Si.; dan Dr. Angela Justina Kumalaputri, S.T., M.T.; merancang proyek inovasi untuk pakan ternak yang didukung oleh PT. Anugerah Harmoni Tjuatja sebagai mitra.
Salah satu permasalahan lingkungan hidup Indonesia adalah penumpukkan limbah organik. Jika melalui proses biokonversi, limbah organik dapat diubah menjadi larva yang kaya akan sumber protein. Melalui proses industri lebih lanjut, bahan-bahan ini dapat diproses menjadi bahan pakan ternak yang terjangkau dan tetap memenuhi spesifikasi pakan ternak.
Proyek ini hadir untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan tersebut sekaligus menjadi inovasi bagi peternakan Indonesia. Proyek ini berfokus pada pemanfaatan maggot sebagai bahan baku pakan berbagai ternak seperti ayam, kambing, sapi, dan ternak lainnya.
Melalui video Diseminasi Matching Fund Kedaireka 2022, tim Prof. Judy menjelaskan mengenai proses pengolahan pakan ternak yang dapat dilakukan di pabrik kecil, menengah, hingga besar. Proses dimulai dari budidaya maggot dengan meletakkan telur di atas media sampah organik yang telah dicacah.
Dalam jangka waktu tertentu, telur akan tumbuh menjadi larva hingga menjadi lalat black soldier fly. Lalat kemudian diproses kembali untuk menghasilkan pakan ternak.
Skema bisnis yang melibatkan semua pihak pelaku bisnis ini dapat dimanfaatkan untuk pabrik kecil hingga menengah karena proses penggunaan bahan baku sampai menjadi produk, dapat kembali menjadi bahan baku sehingga terdapat keberlanjutan dalam skema bisnis ini. (SYA-Humkoler UNPAR)