UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswa Informatika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengukir prestasi yang membanggakan melalui salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Google. Program yang bernama Bangkit Academy tersebut diikuti oleh Ni Luh Melika Candra selama 5 bulan dan diakhiri dengan keberhasilannya meraih nominasi Best 53 Product-based Capstone Project dan predikat Graduated with Distinction.
Program Bangkit Academy merupakan program kesiapan karir meliputi studi independen dan proyek akhir yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia. Program ini merupakan kolaborasi Kampus Merdeka dengan Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka serta dilaksanakan oleh PT Presentologics Indonesia. Bangkit Academy sendiri menyediakan 3 program pembelajaran yakni Machine Learning, Android Development, dan Cloud Computing.
Proyek yang membuat dirinya mendapatkan nominasi Best 53 Product-based Capstone Project dari 433 proyek lainnya ialah sebuah aplikasi bernama “HealthLens : Mind Your Skin Health”. Aplikasi yang memanfaatkan teknologi deep learning dan cloud computing tersebut dibuat oleh dirinya bersama dengan kelompoknya untuk mendeteksi gangguan dan jenis kulit wajah. Selain itu, aplikasi tersebut dapat memberikan rekomendasi aksi dan juga produk skincare yang sesuai dengan kondisi kulit.
“Selama 1 bulan kami membuat proyek yang kami berikan nama HealthLens. Kami selalu melakukan meeting setiap pukul 8 malam untuk membahas progress dari masing-masing orang. Pada akhirnya aplikasi yang kami buat selesai lebih awal dari deadline,” tuturnya, dalam wawancara tertulis, Minggu (28/8/2022).
Merespons pencapaian yang diterima dari proyek tersebut, mahasiswi yang kerap dipanggil Melika menyatakan bahwa proyek akhir ini memberikan pembelajaran untuk dirinya dan juga kelompoknya.
“Melalui Capstone Project, kita belajar untuk bekerja sama dengan orang baru serta berkomitmen dalam menyelesaikan tugas-tugas dari Bangkit,” ujarnya.
Tak sampai disitu saja, Melika juga termasuk sebagai 10% peserta dengan nilai tertinggi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran di Bangkit Academy. Melika sendiri tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan sertifikat khusus yang menyatakan dirinya adalah lulusan bangkit dengan predikat distinction. Hal tersebut dikarenakan ia sempat merasa ragu di awal dan dalam proses pembelajaran mendapatkan tantangan seperti manajemen waktu serta komunikasi yang diharuskan dalam Bahasa Inggris di setiap sesinya.
“Saya sesungguhnya tidak menyangka karena saya merasa hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Namun, hal ini juga membuat saya merasa bangga terhadap pencapaian ini,” ucapnya.
Melika pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada orang tuanya, Kepala Program Studi Informatika UNPAR Mariskha Tri Adithia, SSi, MSc, PDEng; Dosen Wali Pascal Alfadian Nugroho, S.Kom, M.Comp; teman satu proyek, dan juga teman-teman di UNPAR.
Dia pun berharap agar program Bangkit dapat membuat dirinya lebih berkomitmen dan berusaha dalam mencapai hal-hal yang dicita-citakan oleh dirinya agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Meskipun ia hanya mengambil studi Machine Learning, ia mengungkap bahwa dirinya tertarik pada studi lainnya dan ingin mencoba mempelajarinya secara mandiri.
“Mungkin tidak harus melalui Bangkit, melainkan menggunakan cara lain. Saya juga ingin sekali pengetahuan saya mengenai bidang teknologi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Melika juga berharap agar lebih banyak teman-teman Informatika UNPAR memiliki keinginan untuk mengikuti program Bangkit Academy. Menurutnya, pihak Program Studi Teknik Informatika UNPAR sangat mendukung mahasiswanya mengikuti MBKM ini dengan memberikan konversi sebanyak 20 SKS.
“Yuk, ikut daftar ke program Bangkit dan MBKM lainnya tahun depan!” ujar Melika. (KTH-Humkoler UNPAR)