HI UNPAR Gelar Sesi Pembekalan tentang Diplomasi Kuliner

UNPAR.AC.ID, Bandung – Makanan tak hanya berperan sebagai pemenuhan kalori, lebih dari itu, makanan menjadi media untuk menyampaikan simbol budaya dan nilai identitas. Hal tersebut terungkap dalam sesi pembekalan bertajuk “Rasa dan Diplomasi: Membangun Narasi Kuliner” yang digelar Laboratorium Hubungan Internasional UNPAR bekerja sama dengan Mata Kuliah Diplomasi Publik, Kamis (30/5/2024) lalu.

Acara ini diadakan secara daring melalui platform Zoom dan dihadiri oleh berbagai peserta dari kalangan akademisi dan mahasiswa. Pembicara utama dalam sesi ini adalah Hardian Eko Nurseto, seorang peneliti kuliner Indonesia yang juga pernah berpartisipasi dalam Masterchef Indonesia Season 8. 

Hardian membuka pemaparannya dengan menjelaskan konsep gastrodiplomasi, di mana makanan tidak hanya berperan sebagai pemenuhan kebutuhan kalori, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan simbol-simbol budaya dan nilai-nilai identitas. 

“Makanan bukan hanya komoditas yang memuaskan perut, tetapi juga membawa simbol-simbol budaya dan nilai-nilai yang mengkomunikasikan ide, nilai, dan identitas,” jelas Hardian.

Lebih lanjut, Hardian menyoroti pentingnya makanan dalam diplomasi internasional, khususnya sebagai bagian dari soft power diplomacy. “Dalam kajian internasional, gastrodiplomasi masuk dalam soft power diplomacy,” ungkapnya.

Hardian juga memberikan contoh konkret bagaimana gastrodiplomasi telah diterapkan di Indonesia, seperti pada acara-acara diplomatik internasional. “Misalnya, hidangan yang disajikan oleh Presiden Jokowi di acara internasional mungkin tidak selalu sama secara bentuk, tetapi mereka mencerminkan keragaman kuliner Indonesia,” ujarnya.

Namun, Hardian mengkritisi kurangnya regulasi resmi mengenai gastrodiplomasi di Indonesia.

“Saya belum menemukan peraturan pemerintah yang mengatur gastrodiplomasi di Indonesia. Hingga saat ini, gastrodiplomasi di Indonesia masih dilakukan secara sporadis dan dengan interpretasi masing-masing, tanpa adanya payung besar yang menaungi,” katanya. Menurut Hardian, hal ini mendorong pemikiran lebih lanjut tentang bagaimana Indonesia dapat mengoptimalkan gastrodiplomasi.

Dalam sesi tersebut, Hardian membandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Thailand yang sudah lebih maju dalam menjalankan gastrodiplomasi mereka.

“Thailand berhasil mendirikan banyak gerai makanan di Amerika Serikat, yang tidak hanya sukses secara bisnis tetapi juga berdampak positif pada pertanian dan ekspor bumbu masakan Thailand,” jelasnya.

Hardian juga menyoroti keberhasilan diplomasi kuliner Korea Selatan melalui pengenalan kimchi. “Mereka melibatkan aktor-aktor non-pemerintah dalam upaya gastrodiplomasi, yang memperluas pengenalan makanan Korea dan meningkatkan ekspor makanan Korea Selatan ke luar negeri,” tambahnya.

Sebagai penutup, Hardian memberikan contoh tentang budaya kuliner yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti religius, ekonomi, dan sosial.

“Makanan bukan hanya pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi juga mencakup banyak aspek budaya. Misalnya, kebiasaan makan ulat sagu di Papua yang menjadi bagian dari budaya mereka,” tutupnya.

Sesi pembekalan ini merupakan bagian dari rangkaian acara 2024 Public Diplomacy Fair (PDF) yang bertujuan untuk memperluas wawasan tentang diplomasi publik, khususnya melalui jalur kuliner. Dengan narasi yang disampaikan oleh Hardian Eko Nurseto, peserta diharapkan dapat memahami lebih dalam bagaimana makanan bisa menjadi alat diplomasi yang efektif untuk membangun narasi kebudayaan Indonesia di kancah internasional. (NAT-Humas UNPAR)

Berita Terkini

Rektor UNPAR Hadiri Panel Diskusi Bersama Presiden RI Prabowo Subianto

Rektor UNPAR Hadiri Panel Diskusi Bersama Presiden RI Prabowo Subianto

UNPAR.AC.ID, Bandung – Rektor UNPAR Prof. ir. Tri Basuki Joewono, Ph.D. menghadiri panel diskusi bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025). Melansir laman resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Jun 3, 2024

X