UNPAR.AC.ID, Bandung – Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (HMPSHI UNPAR) kembali menggelar program kerja tahunan mereka, Bandung Conference for International Relations Students (BCIS) 2023, Sabtu (18/11/2023) di Mgr. Geisse Lecture Theatre(Ruang Advis) FISIP UNPAR.
Acara ini diselenggarakan oleh salah satu badan dari HMPSHI UNPAR, KSMPMI atau Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional. Pada tahun ini, BCIS berjudul “Reinspecting the Global Surge of Political Violence: Understanding Causes and Consequences.”
Sesuai dengan judulnya, BCIS tahun ini mengkaji mengenai lonjakan kekerasan politik global dan penyebab serta konsekuensi di baliknya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, BCIS terdiri dari 2 acara utama. BCIS dibuka dengan lomba artikel ilmiah yang bertemakan motif di balik kekerasan politik.
Rangkaian acara kemudian ditutup dengan talk show yang menghadirkan Mangadar Situmorang, P.hD. dan H.E. Drs. Rahmat Pramon, M.A. sebagai narasumber.
Menurut pemaparan narasumber, kekerasan politik adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai kepentingan politik tertentu dengan kekerasan. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya kekerasan politik adalah arus globalisasi yang tidak bisa dihindari.
Alasan lainnya yang mendorong adanya peningkatan kekerasan politik adalah suatu konsep yang disebut dengan politik identitas. Menurut para narasumber, politik identitas adalah kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu baik dari etnis, ras, suku, hingga agama.
Kekerasan politik yang berdasarkan politik identitas, lahir dari sebuah konsep yaitu othering, yang diartikan sebagai sebuah fenomena di mana beberapa individu atau kelompok dilihat tidak sesuai dengan norma-norma suatu kelompok sosial yang dominan.
Menurut Mangadar, dalam mengatasi eskalasi kekerasan politik, diperlukan kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan ini, Kolaborasi yang dimaksud adalah dengan mereduksi self-ness yang dimiliki suatu kelompok dan memprioritaskan kepentingan bersama.
Rahmat menambahkan bahwa demokrasi dapat mencegah terjadinya kekerasan politik karena demokrasi karena demokrasi memberikan seluruh pihak dan kelompok dalam mengungkapkan pendapat mereka dan memiliki nilai toleransi tinggi, sehingga tidak ada suatu kelompok yang merasa diasingkan. (SYA- Humkoler UNPAR)