UNPAR.AC.ID, Bandung – Guru Besar Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Prof. Judy Retti B. Witono mengungkapkan bahwa maggot memiliki potensi dan dapat digunakan sebagai solusi efektif dalam mengatasi masalah sampah organik. Hal tersebut disampaikan Prof. Judy dalam Presentasi Kunci “Pengolahan Limbah Organik Melalui Budidaya Maggot”, Sabtu (4/11/2023).
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) antara UNPAR dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Prof. Judy menjelaskan secara terperinci bagaimana maggot, dalam bentuk larva lalat tentara hitam, mampu mengolah sampah organik dengan efisien.Prof. Judy juga menyampaikan urgensi pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot sebagai solusi terhadap permasalahan yang semakin memprihatinkan.
Dalam pemaparannya, Prof. Judy menyoroti masalah penumpukan sampah organik yang mencapai lebih dari 50 persen dari total sampah yang saat ini hanya dibuang begitu saja. Prof. Judy menggarisbawahi urgensi untuk memahami mengapa pembudidayaan maggot sangat penting dalam menangani masalah ini.
“Maggot menjadi solusi yang tak hanya penting tetapi mendesak dalam menangani masalah sampah organik yang masih banyak diabaikan atau hanya ditumpuk di tempat pembuangan sampah,” ujar Prof. Judy.
Prof. Judy juga menyoroti permasalahan terkait tumpukan sampah organik yang berakibat pada bau tak sedap dan bahkan masalah polusi lingkungan akibat gas metana yang dihasilkan. Dia juga menunjukkan bahwa polusi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan, mencapai sekitar tiga puluh lima persen dari total emisi di beberapa kota.
“Sampah organik, ketika terfermentasi, menghasilkan gas metana yang tak hanya berdampak pada polusi saat ini tetapi juga akan berdampak pada efek rumah kaca di masa depan,” ucapnya.
Selain itu, Prof. Judy membahas proses hidup maggot, dari telur hingga menjadi larva, serta potensinya dalam mengurai limbah organik. Ia menekankan bahwa penanganan limbah organik dengan maggot dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada hanya membiarkannya membusuk atau dibuang begitu saja.
“Maggot bisa digunakan sebagai sarana pengelolaan sampah yang lebih efisien. Budidaya maggot merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak polusi dari sampah organik,” tuturnya.
Prof. Judy menunjukkan bahwa budidaya maggot bukan hanya menangani sampah organik, tetapi juga membuka potensi penggunaan hasilnya untuk berbagai keperluan, mulai dari pakan ternak, produk kimia, hingga produk kosmetik. Dengan demikian, budidaya maggot menjadi solusi holistik dalam mengelola sampah organik sambil memberikan manfaat yang lebih luas.
“Maggot bukan hanya penanganan sampah, tetapi juga merupakan solusi potensial untuk mengurangi dampak polusi lingkungan dari sampah organik,” kata Prof. Judy
Acara pemaparan dari Prof. Judy Retti B. Witono ini memberikan wawasan mendalam tentang potensi dan peran maggot dalam pengelolaan sampah. Pemaparannya memberikan gambaran yang jelas akan manfaat maggot dan membuka ruang untuk pengembangan lebih lanjut guna mengatasi permasalahan sampah organik secara efisien dan berkelanjutan. (NAT-Humkoler UNPAR)