UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melalui program MBKM Ekologi: Design Thinking for Environmental Sustainability menggelar Food Hero Festival yang merupakan final project dari mahasiswa yang tergabung dalam program MBKM tersebut. Bekerja sama dengan Surplus Indonesia, festival yang telah berlangsung pada Kamis (5/1/2023) itu diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai food waste dan penanganannya.
Koordinator MBKM Ekologi Design Thinking for Environmental Sustainability Dr. Johanna Renny Octavia Hariandja, S.T.,M.Sc.,PDEng., mengungkapkan bahwa Surplus Indonesia merupakan mitra yang bekerja sama dalam program MBKM ini.
“Ini adalah bentuk kerja sama antara UNPAR dan Surplus Indonesia dalam memerangi limbah makanan di Indonesia. Juga menjadi showcase project dari rekan-rekan mahasiswa. Dengan mengambil program MBKM ini semoga membantu memerangi isu food waste dengan mengaplikasikan design thinking,” ujarnya.
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D. pun mengapresiasi Food Hero Festival yang diinisiasi mahasiswa bersama Surplus Indonesia. Pada program MBKM tersebut, mahasiswa diajak untuk memecahkan permasalahan terkait lingkungan dengan menggunakan pendekatan design thinking, dalam hal ini salah satu yang menjadi perhatian terkait permasalahan food waste.
“Ketika bicara soal pangan, kita sedang berlebih tapi pada saat yang sama ada yang kekurangan, maka itu menjadi isu penting bagi kita bersama. Melalui kolaborasi bersama Surplus Indonesia ini, kami juga berharap akan lebih banyak lagi partner-partner kami dalam hal ini,” tutur Rektor.
Sementara itu, Co-Founder-cum-Chief of Operations Surplus Indonesia Calvin Rudolph berharap agar ke depannya kolaborasi bersama UNPAR tak hanya berhenti pada sebatas program MBKM Ekologi ini. Dia mengajak UNPAR mengeksplorasi lagi bidang lain bersama Surplus, seperti pengabdian masyarakat, riset, pengembangan teknologi atau bidang lainnya.
“Tentunya melalui Food Hero Festival ini dapat menjadi benchmark untuk event-event serupa yang bertemakan environmental sustainability. Serta kita juga bisa lebih peduli lagi terhadap isu lingkungan yang mungkin belum menjadi prioritas,” ucap dia. (JES/KTH-Humkoler UNPAR)