UNPAR.AC.ID, Bandung – Pada Selasa (28/05/2024), Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (UNPAR) mengadakan studium generale (kuliah umum) bertajuk “Local OTT Streaming Hero: Beating Global Giants in Your Own Territory and the Battle to Beat Content Piracy”. Acara yang berlangsung di Lecture Theatre, Lantai 9, Gedung PPAG 2 Selatan ini menghadirkan dua pembicara ternama: Dr. Catharina Ria Budiningsih, S.H., MCL., Sp1., Dosen Pengampu Mata Kuliah Hak Kekayaan Intelektual serta Gina Golda Pangaila selaku Senior VP Legal, Anti-piracy, dan Government Relations di Vidio. Beverly Gunawan, News Presenter Liputan 6, juga hadir dan bertindak sebagai moderator.
Dr. Catharina membuka presentasinya dengan penjelasan mengenai konsep dasar media streaming dan hak cipta. “Media streaming dari internet memungkinkan pelanggan untuk mengakses konten baik secara berbayar maupun tidak berbayar,” ujar Dr. Catharina.
Ia menambahkan bahwa banyak perusahaan hiburan yang memanfaatkan teknologi over-the-top (OTT) untuk menyalurkan konten seperti film, musik, dan acara olahraga melalui internet.
“Konten ini merupakan objek kekayaan intelektual yang dilindungi oleh hak cipta berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,” jelasnya.
Dr. Catharina juga menyoroti sifat perlindungan hak cipta yang bersifat eksklusif selama jangka waktu tertentu.
“Pemegang hak cipta memiliki hak eksklusif untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari ciptaan mereka, seperti menerbitkan, menggandakan, dan mengumumkan karya tersebut.”.
Ia menegaskan bahwa penggunaan hak cipta tanpa izin dari pemegang hak cipta adalah pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi perdata dan pidana. “Sanksi perdata dapat berupa ganti rugi, sedangkan sanksi pidana bisa berupa penjara atau denda,” ungkapnya.
Dalam paparannya, Dr. Catharina juga menjelaskan hubungan hukum yang terjalin dalam layanan media streaming, “Hubungan hukum ini mencakup perikatan antara pemilik konten dan perusahaan penyedia layanan, serta antara perusahaan penyedia layanan dan pengguna konten.”
Dalam penjelasannya, ia perjanjian lisensi sangat penting untuk memastikan hubungan hukum yang jelas antara para pihak. “Isi perjanjian harus mencakup kesepakatan mengenai royalti, waktu penggunaan, dan wilayah penggunaan konten,” ujarnya.
Gina Golda Pangaila pun memberikan paparan materi yang bermanfaat. Gina menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi Vidio, platform OTT lokal, dalam menghadapi pembajakan konten.
“Pelanggaran hak cipta merupakan salah satu masalah hukum yang sering kami hadapi,” ungkap Gina. Ia menjelaskan bahwa Vidio bekerja sama dengan pemerintah dan penegak hukum untuk melakukan razia, investigasi, dan tindakan hukum terhadap pelaku pembajakan.
“Kami bekerja keras untuk melindungi hak cipta dan menghadapi tantangan ini,” tambahnya.
Gina juga menjelaskan proses pengalihan hak cipta dari rumah produksi ke platform Vidio. “Ketika membuat perjanjian dengan production house, kami melakukan perjanjian jual beli program di mana rumah produksi memberikan produk konten kepada Vidio dan kami memberikan fee dari produk tersebut,” paparnya. Setelah hak cipta dialihkan ke Vidio, Vidio mencatatkan hak cipta tersebut ke DJKI sehingga tidak perlu membayar royalti lagi kepada production house.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Beverly Gunawan. Para peserta, yang sebagian besar adalah mahasiswa FH UNPAR, antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar perlindungan hak cipta dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan OTT lokal dalam menghadapi pembajakan konten.
Studium Generale ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang pentingnya perlindungan hak cipta dalam era digital dan peran strategis perusahaan OTT lokal dalam memerangi pembajakan konten. Dengan sinergi antara berbagai pihak, diharapkan pelanggaran hak cipta dapat diminimalisir dan industri kreatif di Indonesia dapat terus berkembang. (NAT-Humas UNPAR)
