Fakultas Ekonomi Siap Hadapi Tantangan Dunia Digital

Sejarah dan perkembangan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) tidak bisa dipisahkan dari Fakultas Ekonomi (FE), khususnya karena awal pendirian Unpar sebagai Akademi Perniagaan Parahyangan, cikal bakal FE saat ini. Menyongsong usia ke-63 tahun, FE berhadapan dengan berbagai tantangan dan peluang untuk mengembangkan diri di era digital saat ini.

Hal ini tertuang dalam tema Oratio Dies 63 tahun FE, yaitu “Tantangan Bagi Perguruan Tinggi dalam Menyongsong Era Digital.” Orasi ilmiah disampaikan oleh Dr. Judith Felicia Pattiwael Irawan, Dra., MT., sebagai refleksi atas perkembangan FE selama 63 tahun, juga langkah menghadapi tantangan di era digital. Acara yang berlangsung di Aula FE pada Jumat (9/2) dihadiri oleh perwakilan dari Ikatan Alumni (IKA) Unpar, pimpinan yayasan dan universitas, pimpinan FE, dosen serta mahasiswa.

Acara Dies diawali dengan sambutan dari panitia penyelenggara, dilanjutkan dengan sambutan pengurus IKA Unpar. Hotman T. Simbolon Ketua IKA Unpar, menyampaikan ada tiga tantangan pokok yang dihadapi oleh universitas saat ini, yaitu digitalisasi, globalisasi, dan pembangunan daerah urban baru. “Ini merupakan tantangan bagi universitas,” lanjutnya, “untuk mengelola dan melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang bisa beradaptasi ke masa depan, masa di era digitalisasi.” Hal ini memerlukan komunikasi yang baik antara alumni dan universitas maupun fakultas.

Wakil Rektor Bidang Akademik Paulus Cahyono Tjiang Ph.D yang memberikan sambutan mewakili Rektor Unpar Mangadar Situmorang, mengucapkan selamat atas sumbangsih besar FE selama 63 tahun terakhir. Di sisi lain, ia mengingatkan agar FE siap untuk menghadapi perubahan. “Kita harus sadar bahwa yang akan kita hadapi di depan itu sangat berbeda dengan apa yang kita hadapi di masa-masa sebelumnya,” ujarnya. Ia berharap FE mampu menjadi pelopor perubahan dan kemajuan Unpar juga masyarakat.

Perwakilan yayasan Unpar Antonius Tardia, mengawali sambutannya dengan merefleksikan perjalanan FE selama 63 tahun. Sudah terbukti FE Unpar baik kualitasnya, salah satunya terlihat dari kualitas alumni yang multidisipliner, tidak hanya ahli di bidangnya namun juga menguasai bidang ilmu lain. Hal ini harus terus dikembangkan melalui inovasi yang dilakukan baik oleh universitas maupun yayasan. “Yang penting adalah sinergi,” jelasnya, yang menggarisbawahi pentingnya interaksi antara yayasan dan universitas untuk bersama membangun FE dan Unpar secara keseluruhan.

Acara dilanjutkan dengan laporan dari Dekan FE, Prof. Hamfri Djajadikerta. Tahun 2017 telah menjadi tahun penuh perkembangan bagi FE Unpar. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator, diantaranya jumlah mahasiswa serta bertambahnya dosen yang bergabung di FE Unpar. Tahun ini juga ditandai dengan meluasnya jejaring kerja sama FE dengan mitra baik di luar maupun di dalam negeri. Untuk itu, Prof. Hamfri berharap agar fakultas yang ia pimpin semakin berkembang, baik sebagai ruang belajar bagi mahasiswa maupun ruang berkarir bagi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan. “Semoga di usianya yang ke-63 dan selanjutnya, FE Unpar dapat menjadi rumah kedua yang nyaman,” katanya.

Inti acara Dies ditandai dengan pemaparan oleh Dr. Judith Felicia Pattiwael Irawan. Dalam orasi ilmiahnya, ia menjelaskan berbagai perubahan yang kini terjadi terkait dengan tren digitalisasi dan industri 4.0. Kemunculan teknologi baru khususnya di bidang komunikasi dan informasi menjadi pendorong utama perubahan besar yang terjadi di masyarakat. Muncul pula generasi milenial, generasi yang memiliki interkonektivitas dan akses akan informasi yang tinggi. Era ini merupakan era disruptif, di mana persaingan yang terjadi dapat menimbulkan keusangan dalam waktu yang relatif singkat.

Perguruan tinggi, lanjutnya, harus beradaptasi dengan era baru ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode digital learning. Ada pula beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh perguruan tinggi agar mampu bersaing, antara lain membuat kurikulum yang sesuai dengan masyarakat digital, melakukan inovasi pembelajaran, serta meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Proses belajar yang dilakukan di dalam universitas kini mengedepankan interaksi dinamis antara mahasiswa dengan dosen, dalam hubungan yang lebih bersifat kemitraan.

Dies FE tahun ini menjadi semakin meriah dengan adanya penampilan dari sivitas akademika FE. Salah satunya adalah penampilan dari dosen FE, Ronny Gunawan, yang membawakan beberapa buah komposisi dengan alat musik flute, juga duet alumni yang bernyanyi diiringi dengan permainan piano. Penampilan juga dihadirkan oleh penari dari Lingkung Seni Tradisional (Listra) dan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unpar. Acara Dies diakhiri dengan acara tiup lilin oleh petinggi fakultas, universitas dan yayasan, yang diiringi oleh tepuk tangan meriah hadirin.

Berita Terkini

Keadilan Restoratif untuk Anak

Keadilan Restoratif untuk Anak

UNPAR.AC.ID, Bandung - Kasus perundungan (bullying) di SMA Binus International School Serpong, Tangerang Selatan memasuki babak baru. Penyidik telah menetapkan empat orang tersangka dan delapan orang anak yang berkonflik dengan hukum dalam kasus tersebut. Temuan...

Prestasi Gemilang UKM Badminton UNPAR di Liga Pelajar Nusantara 2024

Prestasi Gemilang UKM Badminton UNPAR di Liga Pelajar Nusantara 2024

UNPAR.AC.ID, Bandung – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Badminton Universitas Parahyangan (UNPAR) telah menorehkan tinta emas dalam sejarah olahraga kampus dengan meraih prestasi membanggakan pada Liga Pelajar Nusantara 2024, yang diselenggarakan di Bogor. Dengan...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Feb 15, 2018

X