Excursion Study merupakan salah satu program kerja tahunan yang dijalankan oleh Divisi Eksternal Himpunan Mahasiswa Progam Studi Ilmu Hubungan Internasional (HMPSIHI) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Acara ini dapat diikuti oleh mahasiswa tingkat 3, 2, dan 1, serta dibimbing oleh seorang dosen dari jurusan Hubungan Internasional. Di tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini selalu dilaksanakan dengan konsep serupa, yaitu kunjungan ke suatu negara dengan membawa satu tema khusus untuk menjadi bahan pembahasan di masing-masing universitas dan institusi yang dikunjungi. Tahun lalu misalnya, Divisi Eksternal mengadakan kunjungan selama 10 hari ke Korea Selatan dengan membawa tema “The Soft Power of South Korea in International Area” dan mengunjungi Ewha Womans University, University of Seoul, UNESCO APCEIU, Sejong Institute, ASEAN-Korea Centre, serta KBRI. Namun, tahun ini Excursion Study dilaksanakan dengan konsep yang berbeda.
Pada 2-9 Juli 2017 dengan membawa 13 peserta, Divisi Eksternal HMPSIHI bekerjasama dengan Kantor Internasional dan Kerjasama (KIK) Unpar serta Program Studi Hubungan Internasional (HI) mengadakan short course ke University of Notre Dame di Fremantle, Perth, Australia. Para peserta yang dibimbing oleh Ratih Indraswari, S.IP., MA, salah seorang dosen HI dan juga Kepala Bagian Kerjasama, KIK Unpar, disambut dengan hangat oleh Dr. Daniel Baldino, Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Universitas Notre Dame. Program short course yang diberi nama “Experience the World” berlangsung selama 5 hari. Selama program berlangsung, para peserta tak hanya diberikan materi di dalam kelas, namun juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke Kantor Parlemen Australia Barat di Perth dan bertemu Menteri Pariwisata, Mr. Hon. Paul Papalia CSC, MLA.
Terdapat 6 materi yang dibahas di dalam kelas, yaitu Indigenous Australia oleh Dr. Leigh Straw, Australia, Policy Making and System of Government oleh Dr. Martin Drum, Australia and the Environment oleh Dr. Greg Simpson, Australia’s Approach to Human Rights oleh Professor Doug Hodgson dan Australian Foreign and Defence Policy oleh Dr. Alan Bloomfield. Para peserta juga berkesempatan untuk mencoba olahraga khas Australia seperti Cricket dan Australian Football yang dibimbing oleh Ben Piggott. Selain itu, mereka juga mendapatkan pemaparan oleh Andrea Gleason, Director of DFAT’s WA State Office.
Tidak hanya menambah wawasan akademik, pengalaman lainnya yang didapat yaitu merasakan kehidupan mahasiswa di Australia dengan tinggal di asrama selama program berlangsung. Mahasiswa dari Notre Dame kerap kali menemani dan membantu peserta untuk menyesuaikan diri selama di Australia. Misalnya, menemani berbelanja ke pusat perbelanjaan untuk memasak makan malam di asrama, menunjukan tempat-tempat terbaik untuk meminum kopi dan makan malam di Fremantle, membantu reservasi taksi ke bandara, dan memberi berbagai arahan lainnya ketika peserta membutuhkan bantuan selama program berlangsung.
Kemudian, disela-sela program, para peserta juga diajak berkeliling kota, berkunjung ke berbagai museum seperti Army Museum dan Victoria Quay Maritime Museum, dan kunjungan selama satu hari ke Rottnest Island, sebuah pulau yang memiliki sejarah kelam bagi Australia, terutama bagi orang-orang Aborigin. Namun, kini pulau tersebut menjadi salah satu tujuan wisata dimana para pengunjung dapat menikmati keindahan laut dan bertemu hewan yang hanya hidup di pulau tersebut yaitu Quokka.
Konsep Excursion Study tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak mudah untuk mengubah konsep suatu program yang telah berlangsung selama belasan tahun. Namun, pada akhirnya acara dapat berjalan dengan sukses dan dinikmati oleh peserta yang mengikutinya. Selain itu, hubungan kerjasama antara Universitas Notre Dame dan Unpar kini menjadi lebih erat. Tak hanya hubungan campus to campus, namun juga antar mahasiswa. Diharapkan, kerjasama serupa dapat dijalin dengan universitas-universitas lainnya di tahun-tahun yang akan datang.
Oleh: Annisa Laksmintari – 2014330131
