Nama OWN GAMES sudah tidak asing lagi di kalangan games developer di Indonesia. Perusahaan yang dirilis oleh Eldwin Viriya ini sempat menduduki puncak aplikasi berbasis Android lewat Aplikasi Permainan Tahu Bulat pada 2016 lalu. Lewat tampilan yang sederhana dan menarik inilah, Tahu Bulat mampu meraih berbagai penghargaan di tingkat internasional. Versi sekuelnya, Tahu Bulat 2, juga mengikuti jejak kesuksesan serupa dan telah diunduh oleh jutaan orang.
Own Games adalah perusahaan pengembang dan penerbit gim. Pembuatan gim dilakukan in-house, dari mulai menggambar, pembuatan kode program, hingga penerbitan gim dengan nama Own Games. Pengguna dapat mengunduh beragam gim terbitan Own Games lewat Apple App Store maupun Google Play. Fokus perusahaan ini, yakni memproduksi gim mobile yang dapat dimainkan lewat smartphone, khususnya berbasis Android.
Eldwin Viriya bergabung sebagai mahasiswa di Program Studi Teknik Informatika Unpar pada tahun 2007. Setelah Lulus, Eldwin memutuskan untuk mendirikan Own Games. Own Games-pun mulai tumbuh. Beragam penghargaan dari dalam dan luar negeri seperti INAICTA dan AppCampus Award sudah diraih olehnya.
Kuliah Informatika
“Sebenernya dari SMA udah kenal sama kompetisi pemrograman. Dan udah tau kalo coding seperti itu,” ungkap Eldwin yang saat SMA aktif sebagai anggota klub komputer divisi desain. Sejak kecil, ia gemar menggambar. Eldwin juga terinspirasi oleh salah satu temannya yang memiliki kegemaran di bidang pemrograman. Ia mengenal Unpar ketika mengikuti lomba animasi untuk siswa SMA yang diadakan oleh himpunan mahasiswa Teknik Informatika Unpar.
“Ikutan klub komputer buat belajar program-program desain, makanya bisa ikutan lomba animasinya Unpar,” kenangnya.
Setelah menyadari bahwa ia memiliki minat di bidang desain dan pemrograman, Eldwin mencari bidang yang tepat untuk mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut. Hal itulah yang mengantarkan Eldwin melanjutkan pendidikan tinggi di Prodi Teknik Informatika Unpar.
“Udah seneng ngegambar, ditambah kemampuan coding, harusnya udah bisa bikin tampilan program yang menarik,” terangnya. Ia mengakui, pada awalnya dirinya tidak memiliki ketertarikan pada gim. Sedari kecil, waktu bermain gim Eldwin pun dibatasi oleh orang tuanya, hanya di akhir pekan.
Semasa kuliah, pelajaran dasar pemrograman di semester 1 menjadi kekuatan Eldwin untuk mengeksplorasi bidang Informatika. “Akhirnya, suka sama ilmu murni, (seperti) algoritma, logika” katanya. Setelah lulus kuliah, ia sempat menjadi Dosen Luar Biasa Unpar, mengajar praktikum.
Sambil mengajar, di waktu senggang ia mencoba untuk membuat coding dan mendesain. Hasilnya, adalah gim Tahu Bulat yang meraih kesuksesan posisi 1 Top Free Game.
Kepada Tim Publikasi, Eldwin berbagi cerita tentang mata kuliah favoritnya semasa berkuliah di Unpar. Dasar-dasar pemrograman, algoritma, juga struktur data, menjadi beberapa mata kuliah yang paling ia sukai. Baginya, setelah menyelesaikan studinya di Unpar, ia kini memiliki network yang luas.
Laboratorium Own Games di Unpar
Bersama sang adik, Jevfin Viriya yang kini berkuliah di Unpar, Eldwin Viriya membuka laboratorium Own Games. Unpar menyelenggarakan Kuliah Kerja Praktik bagi mahasiswanya di sejumlah prodi, termasuk Teknik Informatika. Laboratorium ini telah dijalankan kurang lebih satu tahun, bekerjasama dengan Prodi Teknik Informatika. Laboratorium ini menjadi sebuah research development.
“Bisa langsung kerja praktek di (Own Games),” terang Eldwin.
Proyek yang dikerjakan bersama Own Games itu nyata. Jadi, tambahnya, mahasiswa bisa melakukan Kuliah Praktik dengan membuat gim. Program ini terbuka bagi mahasiswa semester 3 dan seterusnya. Tes dan seleksi, terang Eldwin, dilakukan dengan materi sesuai perkuliahan di Teknik Informatika Unpar.
“Kuliah jalur pemrograman di tiga semester pertama udah cukup untuk (persiapan) tes,” ujarnya.
Menjadi technopreneur
Bidang IT menjadi sakah satulapangan pekerjaan dengan tingkat penyerapan yang sangat tinggi. Terlebih, bahasa pemrograman juga berubah sangat cepat. Jika seseorang ingin bertahan di industri IT, kemampuan logika menjadi hal yang wajib dikuasai.
“Dunia IT itu berkembangnya cepat.” Itulah pesan inspiratif salah satu dosen Teknik Informatika Unpar yang selalu diingat Eldwin semasa kuliah. “Kalo mau bertahan di industri ini, yang kamu harus kuasai adalah logika,” tambahnya.
Hal tersebutlah yang diyakini Eldwin Viriya, bahwa melanjutkan studi di bidang Informatika dapat melengkapi kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjadi technopreneur. Begitupun dengan Eldwin, yang memilih melanjutkan kuliah di Prodi Teknik Informatika Unpar.
Cita-cita Own Games sejak awal didirikan, katanya, bukan untuk menjadikannya sebagai sebuah perusahaan. Ia mengakui bahwa pihak Own Games tidak pernah menerima proyek.
“Kita bikin game bukan untuk cari uang. Tapi kita bikin game buat bikin orang seneng maen game itu,” ungkapnya. Walaupun, tidak dimungkiri bahwa penghasilan yang diraihnya menjadi penopang untuk mengembangkan bisnisnya.
Kini, Own Games pun senantiasa berupaya untuk berkolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti Telkomsel dan Tokopedia.
Adapun, gim terbaru yang dirilis Own Games adalah Own Coffee Shop dengan target internasional. Pemainnya kebanyakan internasional, Eldwin menerangkan, “Indonesia hanya 20%.” Format gim ini seperti gim pelopor Own Games, Tahu Bulat.
Ia berharap, ke depan ikon Own Games “Tako” dapat dikenal luas seperti Disney. “Sesuatu yang besar itu punya ikon-ikon, seperti Disney yang punya Mickey Mouse,” ungkapnya.