UNPAR.AC.ID, Bandung – Berkembangnya dunia industri mendorong kebutuhan akan pakar dan ahli teknik multidisiplin. Apalagi, dunia sedang berkembang menuju era Industri 4.0 dimana dalam era ini lahir suatu konsep otonomi di dalam sistem yang artinya masing-masing elemen sistem bersifat independen terkait dan dapat saling berkomunikasi internal maupun global. Konsep ini akan membuat suatu sistem menjadi “pintar” dan mampu berkoordinasi/berkomunikasi dengan lingkungannya. Kepala Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Dr. Bagus Arthaya, Ir., M.Eng. membagikan pemikirannya akan pentingnya wawasan teknik mekatronika, yang merupakan hasil sinergi tiga ilmu teknik yang dikenal saat ini.
Bagus memulai dengan pengamatannya akan karakteristik industri masa kini dan kedepan yang memiliki elemen produksi independen namun saling terkait. “Setiap elemen dalam sistem diberi kebebasan atau otonomi untuk melakukan hal terbaik dari dirinya, dan setiap elemen diberi kemampuan untuk bekerja sama dengan elemen lain dalam rangka mencapai tujuan dari sistem itu. Karena itu sistem ini menjadi “pintar” dan akan menghasilkan output terbaik dari apapun yang dapat dilakukan” Lulusan teknik mekatronika, lanjut Bagus, memiliki peran penting untuk mendukung sistem industri seperti tersebut di atas. “Selama kita masih/baru mampu membuat produk, tapi belum menguasai teknologinya” ujarnya, “Ke depan orang Indonesia harus menguasai teknologinya secara utuh, dan teknik mekatronika akan sangat diperlukan”.
Masyarakat Indonesia belum sepenuhnya memiliki kesadaran tentang pentingnya menguasai teknologi. “Orang Indonesia umumnya lebih senang menjual (dari pada membuat sendiri), karena untungnya lebih besar dan lebih cepat,” kata Bagus. “Kita seperti tukang baru bisa membuat, belum menguasai teknologiya, itulah tantangannya ke depan.” Mekatronika UNPAR hadir menyediakan kesempatan untuk putra-putri Indonesia untuk menguasai teknologi, bersama-sama berjuang dan bersama memajukan masa depan.
Secara umum, lanjut Bagus, penguasaan orang Indonesia akan teknologi masih terbatas. “Bagaimana menguasai teknologi untuk memperbaiki kehidupan, belum banyak orang yang menguasainya,” katanya. Oleh karenanya, teknik mekatronika UNPAR diharapkan dapat membuka wawasan anak muda untuk menguasai teknologi, dalam merancang, menginstal dan merawat serta memperbaiki sistem mekatronika yang tertanam dalam era industri 4.0.
Sinergi Pendidikan
Bukan tanpa alasan program mekatronika UNPAR berada di jenjang sarjana. Pada jenjang ini, peserta didik didorong untuk lebih banyak berpikir dengan dukungan praktek. “Kalau mereka membuat sesuatu,” kata Bagus, “apakah mereka sudah berpikir tiga-empat langkah ke depan untuk memikirkan rancangan bagimana yang terbaik, komponen apa yang terbaik, kontrol apa yang tepat, bagaimana meminimalisir kesalahan sebelum terjadi, dan lain sebagainya?”
“Itulah yang diajarkan di teknik mekatronika: merancang sesuatu/produk/sistem berdasarkan kebutuhan atau spesifikasi yang diinginkan,“ tegas Bagus melanjutkan. Para peserta didiknya diharapkan memiliki kemampuan merancang yang bersifat mampu buat, mampu rakit, mampu rawat dan mampu lainnya. “Semua sudah dipikirkan sebelum produk tersebut dibuat dan dioperasikan,” tambahnya.
Sebagai salah satu dari hanya tiga program studi serupa di Indonesia, Prodi Teknik Mekatronika UNPAR mensinergikan teknik mesin, elektro (serta kendali) dan informatika (mechnical engineering, electrical engineering and control, informatics). “Karena teknik mekatronika adalah gabungan, ramuan dari tiga bidang ilmu utama, maka bisa anda bayangkan setiap bidang industri apapun yang membutuhkan tiga bidang itu, lulusan teknik mekatronikapasti siap dan dapat berkontribusi,” ujar Bagus.
Kompetensi ini memberikan kemampuan merancang mesin/sistem, memilih komponen mekanik/elektrik yang tepat, menguasai teknik kontrol, serta optimasi sensor/aktuator dan kemempaun programming mesin bagi peserta didik. “Inilah kelebihan mekatronika secara umum,” ungkap Bagus. Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa gabungan tiga bidang ilmu dalam mekatronika tidak serta merta menjadikannya kajian yang rumit.
“Kunci utamanya adalah sinergi pengetahuan” ujarnya. “Bagaimana memilih tiga komponen utama itu secara cermat sehingga rancangan yang dibuat dapat bekerja secara tapat dan efisien” Oleh karenanya, menurut Bagus, penguasaan ilmu mekatronika dapat memunculkan semua keunggulan dari ketiga ilmu dalam satu kajian yang baik.
Peluang Industri
Semakin lama, semakin banyak industri mencari ahli/tenaga yang memiliki pengetahuan mekatronika. “Hal ini”, menurut Bagus, “dikarenakan seorang ahli mekatronika bisa mewakili tiga disiplin lainnya sekaligus (mesin, elektro dan informatika – red.), terutama dalam hal merancang dan mengelola sistem (mekatronik) yang kompleks.” Pada industri dengan tingkat kompleksitas proses yang tinggi, ahli mekatronika memiliki peran sangat penting karena sejak awal diajarkan untuk melihat ke-tiga aspek ini sekaligus secara terpadu dan proporsional.
Bagus menutup dengan memaparkan peluang bagi mereka yang menggeluti ilmu mekatronika. Misalnya, pada Industri masa kini dan nanti, setiap elemen produksi akan dan harus memiliki kemandirian. Dalam hal ini, peran Internet of Things (IoT) akan sangat terlihat jelas. “Jangan kaget kalau ke depan ada sistem yang begitu canggih, dapat berupa robot atau mesin pintar,” jelas Bagus, “dimana mereka mampu menyesuaikan dirinya dengan cepat terhapat lingkungan yang dinamis dalam rangka melaksanakan tugasnya saat terjadinya berbagai kendala/hambatan yang harus dihadapi. Mobil di jalan raya akan tahu dengan jelas semua kondisi kendaraan di sekitarnya, sehingga dia mampu mengendalikan lintasan dirinya sebaik mungkin”. Alumni Teknik Mekatronika UNPAR telah mampu merancang dan membuat turbin air dengan teknik 3-D printing, mobile robot dengan kendali canggih, membuat lengan robot dengan 4-DOF, mengendalikan mekanisme Inverted Pendulum, membuat tangan dengan jari-jari prostetik dan banyak lagi karya lain dalam rangka tugas akhir mahasiswa.
Adanya pendapat masyarakat bahwa robot akan menggantikan tenaga manusia tidaklah perlu dikhawatirkan. “Kita mengajarkan mahasiswa untuk merancang/membuat peralatan (bisa yang canggih) untuk tujuan menghindarkan keberadaan manusia dari hal yang tidak menguntungkan. Misalnya untuk kasus-kasus khusus, manusia memang tidak layak bekerja di dalam sana,” papar Bagus. “Umpama, dalam area mengandung radioaktif maupun di tempat-tempat yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja, tentu manusia harus digantikan dengan tenaga robot. Ataupun area kerja yang memerlukan kecepatan dan kepresisian tinggi, jenis pekerjaan monoton, tentu manusia tidak tepat dikaryakan, sehingga perangkat canggihlah yang lebih tepat bekerja pada kondisi ini”. Jadi tenaga manusia akan tetap berperan pada posisi dan porsinya yang tepat.
Di negara maju, mekatronika sudah sangat dikenal, diperlukan dan sangat diakui keberadaanya. Salah satunya adalah Flanders’ Mechatronics Technology Centre, yang mengembangkan perangkat canggih seperti Ecological Machines, Flexible Machines, Intelligent Machines. Di masa yang akan datang jenis-jenis mesin seperti itu akan sangat membantu perkembangan industri yang canggih. Bagus menutup dengan harapan agar keberadaan Teknik Mekatronika UNPAR dapat mendukung perkembangan industri Indonesia di masa yang akan datang. “Kalau pembangunan masih ada di satu negara, dan industri khsusunya manufaktur masih harus hidup dan diperlukan, niscaya mekatronika akan tetap exist dan akan terus berkembang,” tegasnya. “Itu keyakinan kami.” (DAN)