Dosen UNPAR Kunjungi “Maiti Nepal”

Unpar Kunjungi “Maiti Nepal”

UNPAR.AC.ID, Bandung – Penyelundupan manusia dari Nepal ke India untuk berbagai tujuan termasuk rute terpadat di dunia, dengan estimasi korban sebanyak 5,000-10,000 orang setiap tahunnya. Kondisi tersebut melatarbelakangi terbentuknya “Maiti Nepal”, sebuah organisasi sosial untuk membantu para korban perdagangan manusia dan prostitusi anak-anak yang berlokasi di Kathmandu, Nepal. Organisasi tersebut didirikan dan dipimpin oleh Anuradha Koraila.

Pada 4 Desember 2016 lalu, di sela-sela konferensi mengenai “Asian Border Research Network”, seorang dosen dan alumni Program Magister Ilmu Sosial (MIS), Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkesempatan mengunjungi Maiti Nepal. Kunjungan ini merupakan salah satu bentuk dukungan untuk mewujudkan “Masyarakat Bebas dari Perdagangan Orang, Anak-anak, dan Perempuan”, yang juga merupakan slogan Maiti Nepal.  

Maiti Nepal yang berarti ‘Rumah Ibu’ dalam bahasa Nepali, didedikasikan untuk anak-anak gadis dan perempuan yang mengalami masalah dengan keluarga, pasangan dan masyarakat. Penghuni kebanyakan merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga, juga korban perdagangan untuk dipekerjakan sebagai pekerja seksual komersil, buruh kasar, atau anak-anak yang mengalami trauma akibat eksploitasi dan penyiksaan. Maiti Nepal Kathmandu dihuni lebih dari 400 anak-anak dan perempuan yang pernah diselundupkan ke perbatasan India-Nepal atau diselamatkan dari rumah-rumah bordil di India. Mereka dapat tinggal di Maiti Nepal sampai dapat diterima kembali ke rumah keluarga mereka atau sampai mereka mandiri.

Antara tahun 1993 hingga 2011, Anuradha Koraila bersama Maiti Nepal telah menyelamatkan dan merehabilitasi lebih dari 12.000 perempuan dan anak-anak gadis korban perdagangan orang dan pekerja seksual komersil. Lembaga ini juga telah mempersatukan kembali para perempuan dengan keluarganya. Selain itu, Tim dari Maiti Nepal juga bekerjasama dengan aparat kepolisian dan penegak hukum untuk berpatroli di perbatasan Nepal-India guna menyelamatkan para korban.

Atas jasa-jasanya, Anuradha Koraila dianugerahi penghargaan ‘The Peace Abbey’ di Sherborn, Massachusetts pada tahun 2006 dan  “CNN Hero” pada tahun 2010.  Penghargaan sebagai pahlawan CNN diberikan setiap tahun kepada individu-individu yang mengabdi bagi kemanusiaan. (Publikasi UNPAR)

Berita Terkini

Prodi Sarjana Matematika UNPAR Raih Akreditasi Unggul dari LAMSAMA

Prodi Sarjana Matematika UNPAR Raih Akreditasi Unggul dari LAMSAMA

UNPAR.AC.ID, Bandung – Program Studi Sarjana Matematika Universitas Katolik Parahyangan berhasil memperoleh status akreditasi “Unggul” dari Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA). Keputusan yang berlaku sejak 5 Juni 2024 hingga 4 Juni 2023 itu...

UNPAR Teken MoU Bersama Pemkab Penajam Paser Utara

UNPAR Teken MoU Bersama Pemkab Penajam Paser Utara

UNPAR.AC.ID,Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bersama Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) resmi menjalin kerja sama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), Senin (9/6/2025), di Ruang Rapat Gedung Rektorat UNPAR. ...

UNPAR Buka Jalur Rapor Gelombang 5 untuk Mahasiswa Baru 2025

UNPAR Buka Jalur Rapor Gelombang 5 untuk Mahasiswa Baru 2025

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali membuka Jalur Rapor Gelombang 5 hingga 6 Juli 2025, yang dirancang khusus untuk menghargai prestasi akademik selama menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Jan 11, 2017

X