UNPAR.AC.ID, Bandung, – Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM Universitas Katolik Parahyangan memberikan pelatihan project based learning kepada para guru di SMA Yos Sudarso Karawang. Pelatihan ini ditujukan untuk mengaplikasikan proyek STEM dalam Kurikulum Merdeka, serta penggunaan sensor dalam proyek STEM.
Adapun yang memberikan pelatihan tersebut yaitu Christina Ester Manthalina Hutabarat, M,Si. dan Melania Eva Wulanningtyas, M.Pd. yang juga merupakan dosen Teknik Kimia UNPAR. Pelatihan dilaksanakan pada Sabtu (23/9/2023) lalu dan dilakukan dengan para guru mengerjakan proyek yang telah dipersiapkan oleh para dosen UNPAR.
Selain itu, pelatihan juga dihadiri oleh narasumber dari Yayasan Ruang Generasi Aktif yakni Erlin Yuliana, S.Pd. dan Satriya Ary Hapsara, S.Pd., S.Si.
Pelatihan yang dilaksanakan dengan pendekatan STEM ini merupakan kerja sama antara SMA Yos Sudarso Karawang, Yayasan Ruang Generasi Aktif, dan Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM UNPAR.
Adapun pelatihan ini ditujukan agar para guru dapat memahami implementasi Kurikulum Merdeka dalam mengelola pembelajaran berbasis proyek (project–based learning) dan mengaplikasikan proyek STEM dalam Kurikulum Merdeka, serta penggunaan sensor dalam proyek STEM.
Proyek yang dilakukan dalam pelatihan kali ini adalah merancang kota yang memiliki antisipasi gempa dan banjir dengan menggunakan sensor. Para guru dilatih untuk mengaplikasikan sistem sensor dan menggunakan program koding dalam pengaplikasian sistem sensor.
Sesi ditutup dengan para guru yang merancang proyek penggunaan sensor dengan menggunakan set yang sudah disediakan. Para guru juga merancang program untuk mengoperasikan set tersebut sehingga dapat memberikan respon ketika ada getaran ataupun banjir.
Dari pelatihan ini, diharapkan agar kemampuan dan semua hal yang telah dilatih serta dipelajari oleh para guru dapat disampaikan dan diterapkan kepada siswa di SMA Yos Sudarso. Adapun beberapa skill yang diharapkan bisa diterapkan adalah sebagai berikut:
- Membuat alat pendeteksi banjir: siswa dapat membuat alat pendeteksi banjir menggunakan Arduino dan sensor kekeruhan air, seperti sensor LDR. Alat ini dapat membantu masyarakat dalam memantau kondisi air dan memberikan peringatan dini jika terjadi banjir.
- Membuat alat pendeteksi gempa: siswa dapat membuat alat pendeteksi gempa menggunakan Arduino dan sensor akselerometer. Alat ini dapat membantu masyarakat dalam memantau aktivitas seismik dan memberikan peringatan dini jika terjadi gempa.
- Meningkatkan keterampilan teknologi siswa: dengan membuat alat pendeteksi banjir atau gempa menggunakan Arduino, siswa dapat meningkatkan keterampilan teknologi mereka dan mempelajari cara membuat prototipe perangkat elektronik.
- Meningkatkan kesadaran lingkungan: alat pendeteksi banjir atau gempa yang dibuat menggunakan Arduino dapat membantu meningkatkan kesadaran lingkungan dan membantu masyarakat dalam memantau kondisi lingkungan sekitar mereka.
- Meningkatkan kreativitas siswa: dengan membuat alat pendeteksi banjir atau gempa menggunakan Arduino, siswa dapat mengembangkan kreativitas mereka dan mempelajari cara mengaplikasikan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
- Meningkatkan kualitas pembelajaran: dengan menggunakan Arduino dan sensor banjir atau gempa dalam pembelajaran, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membuat proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi siswa. (SYA-Humkoler UNPAR)