Dosen UNPAR Bagikan Tips Komunikasi Efektif di Masa Pembelajaran Hybrid

UNPAR.AC.ID, Bandung – Terdapat 5 (lima) indikator komunikasi yang efektif, yaitu praktis, faktual, sederhana, jelas, dan persuasif. Namun dalam setiap proses komunikasi, pada setiap prosesnya terdapat juga tantangan dan hambatan yang bisa menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. Survei menunjukkan bahwa 70 persen dari upaya komunikasi munculnya kesalahpahaman, salah interpretasi, ditolak, dan tidak didengar. 

Maka dari itu, pada setiap bagian komunikasi memiliki sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi. Hal ini menjadikan proses komunikasi menjadi sangat menantang, tidak hanya untuk guru, tapi juga dalam konteks organisasi secara umum bahkan dalam konteks yang lebih kecil seperti keluarga pun hal yang sama juga terjadi.

Hal tersebut mengemuka pada acara yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dalam rangka Dies Natalis ke-66 Fakultas Ekonomi (FE) UNPAR pada Selasa (29/11/2021) lalu. Acara yang bertajuk “Triumph The Communication Uncertainty” tersebut menghadirkan Angela Teressia, S.IP., M.M., selaku dosen Manajemen UNPAR.

Terdapat 4 (empat) tujuan komunikasi kata Angela, pertama dalam mengubah perilaku, kedua adalah memberikan dan mendapatkan informasi, ketiga dalam meyakinkan dan mendorong tindakan, dan yang keempat memastikan adanya pemahaman.  

“Tentu saja sebagai seorang pendidik, saya yakin empat tujuan ini perlu kita dapatkan untuk kita bisa berkomunikasi dengan baik di dunia pendidikan,” kata Angela.

Melihat situasi tersebut, dia mengatakan, terdapat tantangan komunikasi yang lebih besar dengan kehadiran kelas hybrid. Ada 2 prasyarat penting yang harus dimiliki supaya dapat menjalankan kelas hybrid dengan baik.

“Pertama tidak bisa dimungkiri dari aspek teknologi itu perlu mumpuni, Kedua, disebut sebagai it takes to tango,” ujarnya.

Dia menuturkan, itu tersebut merupakan hal mendasar yang artinya proses komunikasi akan menjadi lebih baik dan berhasil ketika semua pihak yang berperan atau berkontribusi dalam proses komunikasi menyadari perannya dan mau memberikan upaya yang sama baiknya.

“Niat dari murid-muridnya, baik itu keterlibatan orang tua murid di dalam rumah, di dalam keluarga. Saya yakini sebagai hal yang juga sangat penting,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, terdapat prinsip-prinsip dasar dalam komunikasi yang bisa dikaitkan dengan proses belajar saat ini. Prinsip pertama dalam komunikasi ada yang disebut sebagai ‘you’ attitude. Secara sederhana, digambarkan sebagai satu prinsip dimana komunikasi hanya berfokus pada tujuan yang mau dicapai bukan berfokus pada kepentingan seseorang sebagai individu sebagai pribadi. 

“Kita berpikiran it is not about me atau dalam bahasa lain yang lebih populer ‘you’ attitude sering juga disebut sebagai audience-centered approach. Intinya kita ingin untuk mengurangi egois yang kita punya, cara pandang yang kita punya, tapi kita mau cari nih titik temu. Apa tujuan kita, apa kepentingannya untuk teman bicara kita, dan kemudian kita cari jalan tengahnya. Jadi ketika ada satu situasi yang terjadi, sebelum kita mengucapkan sesuatu, sebelum kita menyampaikan sesuatu, kita coba taruh dulu diri kita dan kita sebagai teman bicara kita,” tuturnya.

Angela memberikan cara dalam menerapkan ‘You’ attitude di kelas hybrid:

  1. Berprasangka baik selalu
  2. In-person engagement
  3. Hindari posisi yang monoton
  4. Interaksi antara murid yang ada di kelas dengan yang online
  5. Perhatikan murid secara seimbang (online vs kelas, sesuai persentase)
  6. Ceritakan dan gabungkan apa yang terjadi di kelas dengan online
  7. Manfaatkan raise-hand button dan kolom chat dengan maksimal

Lebih lanjut, komunikasi dapat dilihat dari konteks individunya. Terdapat individu yang lebih high context/low content dan individu yang high content/low context. Murid-murid yang memiliki high context adalah murid yang ingin mendapatkan cerita mengenai gambaran besar atau latar belakang. 

“Mereka akan lebih banyak untuk menginterpretasi aspek-aspek non verbal secara lebih dominan,” kata dia.

Sedangkan individu yang high content kata Angela, adalah individu-individu yang tidak lebih banyak menginterpretasi kalimat verbal dengan lebih dominan seperti penggunaan intonasi, dan volume sangat penting.

Adapun prinsip komunikasi kata Angela dapat juga melalui  pendekatan dari teori Dominance, Inducement, Steadiness, atau Compliance (DISC) yang melihat murid-murid melalui empat pembeda atau 4 kuadran. Dimana dia mengelompokkan orientasi murid kepada empat kelompok yaitu; Si Kuat yang berorientasi pada tugas dan tujuan; Si Gesit yang berorientasi pada orang dan tujuan; Si Damai yang berorientasi pada orang dan proses; serta Si Rinci yang berorientasi pada tugas dan proses.

Selain itu, kata Angela, murid dapat dikelompokkan dalam menangkap informasi pada berkomunikasi. Terdapat tiga kelompok, yaitu visual, auditory, dan kinesthetic

“Untuk memfasilitasi semua kebutuhan visual, auditori, maupun kinestetik adalah membuat catatan kelas, saya minta mereka buat catatan kelas setiap habis kelas, kemudian submit. Di tengah-tengahnya saya kasih kuis,” ucap Angela.

Dalam acara tersebut juga hadir Fernando Mulia, S.E., M.Kom., selaku dosen Manajemen UNPAR, Brigita Meylianti Sulungbudi, Ph.D., ASCA., CIPM. selaku Ketua Jurusan Manajemen UNPAR, serta M. Iqbal, MCSA, VCP.,  yang memberikan informasi mengenai alat yang dapat digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran hybrid. (RBF-Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Sejatinya, ikhtiar Pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat sudah dimulai sejak 2019 dengan mengeluarkan kebijakan tentang Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB). Lima tahun sudah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda harga tiket pesawat akan turun....

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Des 6, 2021

X