UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) genap berusia 69 tahun Selasa (17/1/2024). Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-69, UNPAR mengangkat tema “Navigating the Path”.
Tema tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas akademik UNPAR untuk bersama-sama kembali menggali dan memetakan potensi internal dan mengidentifikasi peluang juga tantangan eksternal. Kemudian dijadikan dasar dalam menyiapkan rangkaian perjalanan guna mencapai Visi UNPAR 2040.
Ketua Pengurus Yayasan UNPAR RP. Basilius Hendra Kimawan, OSC. mengatakan, bermodalkan visi, komitmen dan keberanian, kini UNPAR telah berusia 69 tahun. Seiring pertambahan usia, UNPAR tetap memperoleh kesempatan untuk turut serta berpartisipasi mencerdaskan bangsa.
“Kita patut bersyukur pula, masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan partisipasi itu pada masa mendatang,” ujarnya, dalam Perayaan Dies Natalis ke-69 UNPAR di Auditorium PPAG UNPAR.
Saat ini, lanjut Pst. Hendra, dunia bergelut dengan perkembangan teknologi Generative Artificial Intelligence (Generative AI), termasuk di dunia pendidikan. Meskipun Generative AI dapat digunakan untuk mendukung pendidikan, namun kita semua perlu menyadari dampak lain yang dibawa Generative AI.
“Transformasi pendidikan dan penelitian yang dipicu AI, harus ditinjau secara cermat dan diarahkan pada pendekatan yang berpusat manusia. Potensi AI atau teknologi lain, hendaknya meningkatkan kemampuan manusia untuk membangun masa depan manusia yang inklusif,” ucapnya.
Lebih jauh, komunitas akademik UNPAR dinilai perlu merefleksikan tentang impact apa yang mampu dikontribusikan oleh pembelajar, para lulusan dan UNPAR sebagai institusi kepada masyarakat.
“Kita patut bersyukur atas partisipasi UNPAR selama 69 tahun ini, tetapi kita perlu berkreasi lebih jauh agar partisipasi kita ini memberikan impact yang semakin besar kepada masyarakat. Itulah harapan kita sebagaimana dinyatakan dalam Sesanti kita “Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti“,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UNPAR Prof Tri Basuki Joewono menyampaikan bahwa selain merayakan perjalanan 69 tahun, ini juga menjadi bahan refleksi bagi komunitas akademik UNPAR. Sebagai sebuah komunitas akademik, kita bahu membahu membangun habitat komunitas yang menghidupi kemanusiaan secara utuh dan penuh demi martabat manusia dan keutuhan ekologis di negeri tercinta ini.
“Mengapresiasi berbagai capaian, mengevaluasi berbagai kekurangan dan hari ini juga melakukan kilas balik sambil terus mengucapkan syukur pada Tuhan bahwa ada banyak kesempatan yang telah dianugerahkan,” kata Rektor.
Rektor pun berharap, UNPAR semakin besar, kuat, bernilai, dan berdampak bagi masyarakat. UNPAR hadir untuk berkontribusi nyata dan cita-cita itu terus ditindaklanjuti hingga hari ini juga melalui rencana strategis 2023-2027. Rangkaian kerja dirancang untuk mencapai Visi UNPAR yaitu menginisiasi Keadaban Baru melalui kerja kolaboratif yang bersifat humanum, kreatif, pluralis, dialogis, dan ekologis.
“Penting bagi UNPAR untuk bertransformasi akan membuat UNPAR terus relevan dan signifikan bagi masyarakat,” tuturnya.
Kepala Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat & Banten M. Samsuri mengungkapkan, UNPAR menjadi salah satu universitas kebanggaan yang berhasil mengelola pendidikan tinggi berkualitas dan bermutu. Hal itu tercermin dari status akreditasi institusi, yaitu Unggul. Ia berharap, seiring bertambahnya usia, UNPAR tetap mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
“UNPAR bukan lagi targetnya bersaing di ranah nasional, tapi harus masuk global. Tentu dalam momentum Dies Natalis ini, saya selalu menitipkan 5 hal penting fondasi perguruan tinggi yang taat asas, mutu dan berkualitas,” ujarnya.
Pertama, UNPAR perlu terus mendorong produktivitas para pendidiknya juga didorong kekuatan layanan oleh tenaga kependidikan.
Kedua, memperkuat jajaran rektorat hingga program studi dari aspek komitmen dan integritas membangun perguruan tinggi yang berkualitas. Karena dengan integritas dan komitmen yang kuat, maka menghibahkan pemikiran dan segala aspek yang dimilikinya untuk kemajuan perguruan tinggi.
Ketiga, perlunya Badan Penyelenggara yang memiliki komitmen dan dukungan yang luar biasa. Dalam hal ini tentunya demi kemajuan perguruan tinggi, maka stabilitas perguruan tinggi untuk maju akan terjaga dengan sangat baik.
Keempat, tentu kita sama-sama melihat bagaimana perkembangan UNPAR sejak awal hingga kini. Pembangunan infrastruktur sangat penting, karena perguruan tinggi merupakan menara gading dari konteks infrastruktur.
“Infrastruktur IT juga sangat penting. Percuma gedung mewah jika tidak dilengkapi dengan infrastruktur IT, karena semua aspek sekarang itu berbasis kepada data,” ucapnya.
Dia pun berharap setiap perguruan tinggi, termasuk UNPAR, mampu mendongkrak kualitas lulusan dan mengoptimalkan peran alumninya. Menjadi satu potensi yang luar biasa bagaimana kita merangkul alumni-alumni untuk turut serta memajukan pendidikan tinggi dan membangun peradaban bangsa.
“Esensi Perguruan Tinggi tidak hanya mencetak SDM hebat, tetapi juga mencetak SDM yang berkarakter,” katanya.
Adapun rangkaian Dies Natalis ke-69 UNPAR diawali dengan Misa Syukur yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC; Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM; dan Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono.
Setelah Misa Syukur, dilanjutkan dengan Oratio yang disampaikan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, S.E., M.T. dan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng. (NAT/SYA-Humas UNPAR)
