UNPAR.AC.ID, Bandung – Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan (FT UNPAR) mesti siap berperan pada sektor jasa konstruksi dan dapat menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas untuk industri konstruksi. Diketahui bahwa, jumlah tenaga kerja konstruksi (TKK) yang bersertifikat hanya 8% dan sisanya 92% tak bersertifikat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dr. Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg dalam peringatan Dies Natalis ke-61 FT UNPAR, pada Senin (8/11/2021) yang berlangsung secara hybrid.
Orasio Dies yang dipaparkan Yudha mengangkat topik “SDM Konstruksi Profesional Tulang Punggung Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan”. Dalam orasinya, Yudha memaparkan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Dia mengatakan, TKK Indonesia saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 berjumlah 8.505.542 orang. Sementara berdasarkan Sistem Informasi Konstruksi Indonesia Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (SIKI LPJK) 2021, jumlah TKK berdasar jenjang pendidikan, yaitu SD (34,55%); SMP (25,26%); SMA/SMK (23,21%); Diploma (0,93%); Sarjana (3,40%); dan Pascasarjana (0,12%). Sedangkan jumlah tenaga kerja bersertifikat hanya 8% dan dominan atau sebanyak 92% tak bersertifikat.
“Sangat disayangkan kita belum mempunyai SDM yang banyak, tetapi tidak sesuai standar kompetensi. Berbicara dari data yang ada, ini belum memadai untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang terus meningkat,” tutur Yudha.
Menurut dia, perlu ada suatu strategi dan terobosan baru dalam pembinaan SDM di sektor konstruksi. Sebab percepatan sertifikasi saja tidak cukup. Dia pun menjelaskan, serangkaian upaya Kementerian PUPR dalam membina SDM sektor konstruksi.
Mulai dari kerja sama. Kerja sama dengan perguruan tinggi di berbagai jenjang, politeknik, program sarjana, program magister bahkan doktor yang mengarah pada pengembangan SDM spesialis atau bahkan super spesialis di bidang konstruksi.
Selanjutnya, project study. Menjadikan proyek infrastruktur yang menerapkan teknologi terkini sebagai media/wadah pelatihan bagi SDM konstruksi melalui kerja sama antara Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dalam dan luar negeri.
Peningkatan tenaga kerja konstruksi (TKK). Meningkatkan jumlah TKK bersertifikat, melalui perluasan, percepatan, dan modernisasi layanan sertifikasi.
“SDM yang kompeten dan profesional turut mendukung percepatan pembangunan infrastruktur. Ini kaitannya dengan sinergi, kolaborasi, tidak terkecuali dengan sivitas akademisi,” ujarnya.
Menurut dia, Perguruan Tinggi (PT) sebagai ‘mesin pencetak’ lulusan yang siap berperan pada sektor jasa konstruksi, harus dapat menghasilkan SDM yang berkualitas untuk industri konstruksi.
Lebih lanjut, link and match kurikulum pendidikan dan kebutuhan di lapangan merupakan strategi logis agar lulusan dari PT dapat langsung bekerja, melalui penyesuaian kurikulum dan metode pembelajaran ke arah yang berorientasi pada pengenalan dan pemecahan masalah di lapangan.
“Kita dilatih untuk bagaimana problem solving, karena bukan hanya melakukan analisis. Link and match untuk kurikulum ini yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan merupakan strategi logis. Sehingga nanti lulusan dari PT itu dapat langsung bekerja,” ucapnya.
Selain itu, penyusunan program spesialis dengan muatan teori, praktik, dan magang kerja yang spesifik, namun tetap memenuhi kualifikasi akademik dan diakui secara internasional perlu diupayakan. Hal tersebut agar lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Kalau saya pribadi sudah melihat bahwa UNPAR ini memang lulusannya sudah siap bekerja ketika di lapangan, karena selama kuliah kita dibekali dengan dasar-dasar ilmu ataupun pembelajaran yang adaptif terhadap lingkungan kerja,” kata Yudha.
Dia pun kembali mengingatkan bahwa target percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung peningkatan perekonomian nasional hanya dapat dicapai dengan upaya yang terstruktur. Harus terintegrasi dengan secara sistematis dan berkelanjutan yang didukung SDM di sektor konstruksi yang kompeten dan profesional.
“Keberlanjutan itu sangat penting untuk kedepannya. Mari kita bersama-bersama bersinergi menghadapi tantangan ke depan dan menjadi bagian dari solusi,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan FT UNPAR Doddi Yudianto, Ph.D. menuturkan, di usia ke-61 ini merupakan sebuah perjalanan dan pencapaian yang patut diapresiasi di tengah dinamika dunia pendidikan tinggi yang setiap saat memberikan tantangan baru.
“Perolehan peringkat akreditasi Unggul dan Baik Sekali untuk beberapa Program Studi (prodi) merupakan salah satu bukti nyata bahwa FT bersama kedua Jurusan (Teknik SIpil dan Arsitektur,red) tidak pernah berhenti berjuang dan berbenah dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan termasuk kompetensi lulusan yang dihasilkan,” ujarnya.
Dies Natalis FT UNPAR ke-61 yang mengangkat tema “Pendidikan Profesi dalam Proses Pembelajaran Berkelanjutan” diharapkan dapat memberikan gambaran, tantangan, sekaligus masukan bagi penyelenggaraan pendidikan di bidang Teknik Sipil dan Arsitektur secara umum. Serta program profesi baik Program Profesi Insinyur (PPI) yang telah diselenggarakan sejak 3 semester lalu maupun Program Profesi Arsitek (PPAr) yang dalam waktu dekat dapat segera dibuka.
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D. pun mengucapkan selamat atas Dies Natalis ke-61 FT UNPAR. FT UNPAR dengan dua jurusannya, lanjut Rektor, menjadi salah satu fakultas pilihan banyak calon mahasiswa.
“FT juga menjadi kebanggan bagi Universitas karena ini menjadi bidang keilmuan yang diselenggarakan sebagai salah satu bentuk kontribusi unpar bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara,” ucapnya.
Rektor pun berharap FT UNPAR terus mengembangkan diri dalam mengadopsi teknologi digital, profesionalisme ataupun juga pendidikan profesi. Serta mengembangkan pendidikan dengan pendekatan inter/multidisiplin.
“Harapannya agar FT bisa mengembangkan diri lagi dengan konsentrasi-konsentrasi baru. Sudah cukup lama kita wacanakan misalnya prodi Teknik Lingkungan,” kata Rektor.
Acara dilanjutkan dengan talkshow bertajuk “Pengembangan SDM melalui Pendidikan Profesi”. Menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Ar.G. Budi Yulianto, S.T., M.T., IAI, AA (Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia); Ir.R. Bambang P. Soediro, S.T., M.T. (Sekretaris LSKI Persatuan Insinyur Indonesia); Darwin Triana Djajawinata, S.T., M.Sc. (Direktur Operasional dan Keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur); Ir. Muhammad Faried Masdoeki, IAI (Principal & Design Director PT Grahacipta Hadiprana). Dimoderatori oleh Dr. Ir. Johannes Basuki Dwisusanto, M.Sc. (dosen Arsitektur UNPAR). (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)