Dies Natalis ke-53 FF UNPAR: Mewujudkan Moderasi Beragama untuk Keindahan Hidup Bersama

UNPAR.AC.ID, Bandung – Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) merayakan peringatan Dies Natalis ke-53 di kampus Fakultas Filsafat, Jl. Nias, Kota Bandung. Setelah merayakan Misa Syukur atas Dies Natalis ke-53 FF UNPAR pada hari Selasa (15/2/2022), FF UNPAR melaksanakan Oratio Dies Natalis ke-53 yang diselenggarakan pada hari Rabu (16/2/2022).

Peringatan Dies Natalis yang diselenggarakan secara hybrid tersebut turut dihadiri oleh Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D; Wakil Rektor Bidang Akademik Tri Basuki Joewono, Ph.D; serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNPAR C. Harimanto Suryanugraha, OSC, Drs., SLL.. Lalu Ketua Senat UNPAR Prof. Dr. Bambang Sugiharto, Dekan FF UNPAR Dr.theol. Leonardus Samosir; Kepala Lembaga Pengembangan Humaniora UNPAR Romo RD. Yohanes Driyanto, Drs., LJC.; dan perwakilan Pengurus Yayasan UNPAR Andreas Kurniawan Djukardi.

Dalam kata sambutan yang diberikan oleh Andreas Kurniawan Djukardi, ia mengutarakan harapan kepada FF untuk bisa menjadi fakultas yang semakin matang serta menjadi terang bagi seluruh anggota sivitas akademika juga masyarakat. Berkaitan dengan tema Oratio Dies kali ini, Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D memberi perhatian agar konsentrasi Integrated Arts FF UNPAR semakin memiliki nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan serta keagungan dalam seni.

“Melalui program konsentrasi Integrated Arts, para mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk melihat kebenaran, kebaikan, keindahan, bahkan keluhuran dari seni. Tema moderasi yang akan diangkat membuat kita sama-sama membina dan lebih menggali nilai-nilai tersebut,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima dari Filsafat UNPAR.

Acara dilanjutkan dengan Oratio Dies yang disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FF UNPAR Dr. R.F. Bhanu Viktorahadi, S.Ag., STL. bertajuk, “Moderasi Beragama untuk Keindahan Hidup Bersama”. Tema yang diambil tersebut terwujud dari analisis yang dilakukan terhadap buku teks pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum 2013.

“Gereja Katolik yang memiliki misi untuk mewartakan ajarannya perlu melakukan wujud konkretnya dalam mewartakan nilai-nilai moderasi beragama. Salah satu sarana pewartaan itu adalah pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti, dalam hal ini adalah buku-buku teks pelajaran yang diperuntukkan mulai dari kelas 1 SD sampai 12 SMA,” ujarnya

Moderasi beragama yang merupakan suatu sikap atau kondisi untuk mengedepankan unsur penjaga keseimbangan saat memperlakukan orang lain secara individu maupun kelompok masyarakat menjadi pedoman bersama agar Gereja Katolik tidak dicap eksklusif sehingga dapat menemukan nilai kebenaran dari agama maupun budaya lain. Melalui buku-buku pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAK) inilah Gereja Katolik berusaha untuk bersatu dan semakin utuh mewartakan nilai moderasi beragama yang sebenarnya. 

Dalam pemaparannya, dia berbicara mengenai perhatian apa saja yang bisa dikaji melalui buku teks pelajaran PAK dalam menjunjung moderasi beragama.

“Terdapat tiga butir hal yang penting bagaimana buku teks PAK Kurikulum 2013 menjadi wujud konkret memajukan nilai moderasi beragama, yaitu mendeskripsikan karakteristik nilai-nilai moderasi beragama dan buku teks PAK, mendeskripsikan dialektika dan cara Gereja Katolik menyelenggarakan moderasi beragama dalam buku teks, juga menegaskan pentingnya kompetensi otoritas fungsi pengawasan materi ajar PAK Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat pewartaan resmi Gereja tentang karakteristik serta nilai-nilai moderasi beragama,” tuturnya.

Dalam membangun moderasi beragama untuk keindahan hidup bersama, dia menjelaskan bahwa nilai-nilai serta karakteristik moderasi beragama tidak berhenti pada “teks” semata, melainkan terjadi suatu dialektika pada pendidik dan peserta didik hingga buahnya terwujud secara konkret dalam pengalaman hidup bermasyarakat. 

Analisa Nilai-Nilai Moderasi Beragama

Dalam menjabarkan analisisnya, ia mengatakan bahwa titik temu dialog sudah terwujud sejak proses penyusunan buku-buku teks PAK Kurikulum 2013 itu sendiri. Ha ini berarti buku-buku teks pelajaran tersebut menjadi titik jumpa dialektika antara pengalaman keberagaman masing-masing pengguna dengan dunia wacana yang ditawarkan dari buku-buku teks PAK tersebut. 

“Dialog dan wujud pengalaman langsung tersebut jauh lebih efektif dan presisi agar pada gilirannya buku teks itu menjadi wacana hidup sehingga menghasilkan pesan dan makna yang mendalam,” ucapnya.

Setelah itu, dia menjabarkan tawaran-tawaran gagasan yang bisa ditemukan dalam penelitian moderasi beragama di dalam buku-buku teks PAK Kurikulum 2013. Pembahasan analisis tertuju bagaimana buku-buku teks tersebut memiliki ketersesuaian dengan pewartaan Gereja Katolik. Diantaranya, gagasan keterbukaan dialog Gereja dengan Agama dan Budaya lain serta transformasi citra Gereja dari religius-kultis menjadi religius-sosial.

Kendati demikian, dia berpendapat bahwa ketersesuaian tersebut masih memiliki beberapa catatan kritis yang harus diperhatikan. Untuk mewujudkan moderasi beragama yang dikaji dari analisis buku-buku teks PAK Kurikulum 2013, perlu mewujudkan aspek pendalaman yang otentik lebih lanjut daripada sekedar memberi informasi secara kognitif. 

Sebagai penutup penjabaran tema Oratio Dies, ia memberikan poin penting terhadap analisisnya mengenai moderasi beragama, terutama bagaimana proses keindahan hidup bersama bisa mewujud nyata sedari dini melalui buku-buku teks PAK Kurikulum 2013 tersebut. 

“Adanya dialog dan upaya merayakan moderasi beragama sebenarnya sudah bisa dimulai dari hulu yaitu tim penyusun yang sudah melibatkan serta berdialog dengan banyak pihak. Dialog tersebut pada gilirannya bisa terwujud ketika buku pelajaran itu digunakan dan dialami serta dibiaskan sendiri oleh para peserta didik di kehidupan nyata mulai dari sekolah dasar dan sekolah menengah,” ujarnya.

Setelah pemaparan Oratio Dies selesai, acara ditutup dengan memanjatkan doa syukur atas Dies Natalis ke-53 FF UNPAR oleh Dr. Bartolomeus Samho selaku ketua pelaksana dies dan pemutaran video ekspresi seni kolaborasi mahasiswa dan dosen Integrated Arts UNPAR. (RBF-Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Sejatinya, ikhtiar Pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat sudah dimulai sejak 2019 dengan mengeluarkan kebijakan tentang Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB). Lima tahun sudah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda harga tiket pesawat akan turun....

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Feb 16, 2022

X