UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswi program studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Vania Angela Rikho, berhasil meraih prestasi sebagai salah satu dari tiga besar nasional di ajang Thesis of the Year (TOY) ARCASIA Indonesia 2024. Kompetisi ini diadakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI), yang bertujuan untuk mengapresiasi karya tesis terbaik dari mahasiswa arsitektur se-Indonesia. Acara ini berlangsung dari Juni hingga Juli 2024, dengan penjurian dilakukan secara daring melalui platform Zoom.
Vania Angela Rikho mengusung proyek berjudul “Panca Bhineda: Bedugul Senior Living”, yang terinspirasi dari kehidupan lansia di Indonesia yang baru saja memasuki masa pensiun.
“Panca Bhineda: Bedugul Senior Living ini terinspirasi dari kehidupan mayoritas senior atau lansia di Indonesia yang baru saja memasuki masa pensiun dan ingin menikmati ‘a dream retirement life’ di mana mereka bisa hidup seperti berwisata setiap hari dengan teman-teman seumuran,” ujar Vania saat wawancara tertulis yang dilakukan pada Selasa (30/07/2024).
Proyek ini menggabungkan konsep Panca Indera manusia dan Rwa Bhineda, yang menekankan pada keseimbangan dan harmoni antara manusia, alam, dan kosmos. “Konsep Rwa Bhineda adalah keseimbangan dan harmoni dari manusia, alam, dan kosmos yang dicerminkan melalui bentuk dan material bangunan,” jelas Vania.
Pendekatan unik ini, yang menekankan pentingnya stimulasi kelima indera lansia, diakui Vania sebagai tantangan tersendiri. “Konsep panca indera manusia dimunculkan dengan adanya kebutuhan lansia untuk menstimulasi kelima indera yang mereka miliki untuk dapat tetap aktif hingga masa lanjutnya. Tantangan terbesarnya adalah indera perasa, karena tidak secara langsung berkaitan dengan bidang arsitektur,” katanya.
Bedugul, Bali, dipilih sebagai lokasi proyek ini karena karakteristiknya yang tenang dan sejuk, jauh dari kebisingan kota. “Bedugul adalah sebuah kawasan di Bali Utara yang memiliki danau dan pegunungan dengan udara yang sejuk. Lokasi tapak ini jauh dari pusat kota, jauh dari kebisingan, dan berbatasan tepat dengan Danau Beratan,” ujar Vania.
Selain itu, keberlanjutan dan penggunaan bahan lokal juga menjadi fokus utama proyek ini. “Material utama yang digunakan pada bangunan adalah bambu, material yang tersebar di Indonesia dan dapat ditemukan dalam jumlah besar di Pulau Bali. Material bambu memiliki kelengkungan secara alami yang memungkinkan bentuk-bentuk organik menyerupai alam sebagai implementasi dari keseimbangan dan harmoni dengan alam,” tambahnya.
Vania melihat proyek ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan stabilitas ekonomi Bedugul. “Hadirnya Senior Living ini meningkatkan kualitas komunitas lokal dan stabilitas ekonomi dari bidang pertanian, pariwisata, dan kerajinan tangan, melestarikan warisan budaya dengan adanya simbiosis mutualisme dan lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Pengalaman dan bimbingan dari UNPAR, khususnya dari dosen pembimbingnya, Bu Maurin, sangat membantu Vania dalam mengembangkan proyek ini. “Pengalaman dan bimbingan dari UNPAR saya dapatkan melalui bimbingan dosen pembimbing saya selama menjalani Studio Akhir Arsitektur. Melalui Bu Maurin, saya belajar banyak tentang arsitektur dan konstruksi bambu,” ungkap Vania.
Vania juga membagikan pengalaman dan prosesnya selama mengikuti kompetisi TOY ARCASIA. “Saya mendapatkan informasi Kompetisi TOY ARCASIA ini dari pihak kampus dan direkomendasikan untuk mengirim karya Studio Akhir Arsitektur saya menjadi salah satu perwakilan UNPAR yang dikirim ke pihak nasional,” katanya.
Untuk mahasiswa arsitektur lainnya yang bercita-cita meraih kesuksesan serupa, Vania memberikan saran untuk berani berinovasi dan tampil berbeda. “Cobalah berani untuk berinovasi dan tampil berbeda dari karya-karya lain sembari memikirkan kontribusinya pada masalah yang sedang dihadapi lingkungan sekitar kita,” ujar Vania.
Menutup wawancaranya, Vania memberikan pesan motivasi kepada teman-teman mahasiswa di UNPAR dan calon arsitek lainnya. “Terus jalani setiap proses di perkuliahan ini, terutama studio dengan usaha yang terbaik dan selalu bersyukur,” pesannya. (NAT-Humas UNPAR)