UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berbagi pengetahuan tentang empat program peminatan kepada sedikitnya 97 pelajar kelas 12 dari SMA Bintang Mulia dan SMA Trimulia Bandung dalam giat bertajuk “Campus Experience” yang digelar secara online via Zoom. Giat “Campus Experience” tersebut merupakan bagian dari bentuk dedikasi dan pengabdian para dosen di UNPAR bagi para pelajar dengan memberi simulasi pengenalan dunia perkuliahan.
“Campus Experience” diinisiasi oleh UNPAR sebagai upaya pengenalan sistem pembelajaran di UNPAR. Giat ini tak hanya menekankan pada pemberian materi kuliah, namun para siswa bisa lebih tahu dan mengalami langsung proses belajar di UNPAR. Simulasi tersebut diharapkan menjadi bekal bagi para siswa agar lebih siap menghadapi atau masuk ke jenjang pendidikan tinggi.
Giat “Campus Experience” sendiri digelar dalam dua sesi, yaitu pada 4 dan 6 Mei 2021. Empat program peminatan terbaru di UNPAR dikenalkan dalam giat tersebut. Pertama adalah Program Bisnis Digital pada Program Studi Administrasi Bisnis UNPAR. Lalu Program Integrated Arts pada Fakultas Filsafat UNPAR, Program Mekatronika pada Program Studi Teknik Elektro UNPAR, dan Program Data Science pada Program Studi Teknik Informatika UNPAR.
Materi Program Bisnis Digital disampaikan oleh Adrianus Tirta, S.E., M.M., dan Shinta Mustikarini, S.E., M.Si., materi Program Integrated Arts disampaikan oleh Prof. Ignatius Bambang Sugiharto selaku Guru Besar Fakultas Filsafat bersama tiga dosen lainnya dari FF. Sementara materi Program Mekatronika disampaikan oleh Dr. Ir. Bagus Arthaya, M.Eng., Dr. Christian Fredy Naa, S.Si., M.Si., M.Sc., Levin Halim, S.T., M.T., Nico Saputra, Ph.D., dan Faisal Wahab, S.Pd., M.T. Lalu materi Program Data Science disampaikan Maria Veronica Claudia Muljana dan Vania Natali, S.Kom, M.T.
Dalam kelas Bisnis Digital, para siswa diajarkan kelas pemasaran digital. Simulasi dibagi dalam dua sesi, yaitu strategi konten media sosial dan analisis dunia dunia online. Adrianus dalam pemaparannya mengatakan bahwa tujuan strategi konten secara sederhana adalah untuk mengumumkan eksistensi sebuah produk, menghibur/mengedukasi para audience, dan mendorong orang untuk membeli produk.
“Apakah tujuan konten cuma tiga itu, sebenarnya enggak juga. Ada tujuan lain, misalnya konten yang benar-benar didorong buat hanya di-share. Jika kalian belajar lebih dalam soal digital marketing, kalian akan dapat lengkapnya,” tutur Adrianus.
Menurut dia, penting untuk mengetahui ketiga jenis tujuan konten tersebut. Ketika seseorang akan membuka sebuah usaha online atau usaha baru dan menggunakan media sosial untuk mempromosikan produk, maka perlu diketahui tujuan dari konten tersebut. Selain itu, para pelajar pun diberi pemahaman soal tahapan pembuatan konten. Mulai dari menentukan tujuan konten, melakukan riset, olah hasil riset, dan mengubah ide menjadi gambar.
“Misalnya buat minggu akan ngepost yang tujuannya menghibur dulu. Terus nanti minggu depan yang tujuannya untuk mengumumkan eksistensi sebuah produk. Jadi penting kalian tahu tujuan konten kalian apa,” katanya.
Sementara dalam kelas Program Integrated Arts, Prof. Ignatius Bambang Sugiharto mengenalkan terlebih dahulu apa itu Integrated Arts. Dia menuturkan, program tersebut sebagai yang pertama di Indonesia dan UNPAR siap mendukung para peserta didiknya. Melalui program ini, para siswa tidak hanya mempelajari bidang seni yang diminatinya saja, melainkan mengintegrasikan berbagai bidang seni, manajemen seni, dan wawasan filosofis serta intelektual hingga menghasilkan karya yang bernilai tinggi.
“Kenapa Integrated Arts dimunculkan di Indonesia? Karena seni itu tanpa disadari menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Apapun itu, semua sekarang menuntut sentuhan-sentuhan seni. Situasinya sekarang itu justru tidak ada sekat-sekat antar bidang seni khususnya, bahkan antar disiplin ilmu. Banyak sekarang seniman bekerja menggunakan data science, sekarang situasinya lintas bidang,” ujarnya.
Tingginya kebutuhan untuk lintas bidang tersebut ke depannya semakin penting, karena semua disiplin ilmu tak memiliki sekat lagi. Di Program Integrated Arts UNPAR, hal tersebut sudah dilatih sejak awal untuk berinteraksi dengan segala bidang.
“Kalau di UNPAR ini, sejak awal sudah dibiasakan berinteraksi dengan lintas bidang lain,” ucapnya.
Para pelajar SMA Bintang Mulia dan Trimulia Bandung pun dikenalkan Program Data Science. Dalam pemaparannya siswa diajak untuk mendefinisikan masalah apa yang mau diselesaikan. Proses selanjutnya mengumpulkan data untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kita mau menyelesaikan masalah tersebut, kita perlunya data apa saja, kita bisa ngumpulin data dari sosial media, bida dari data transaksi perusahaan, dan sebagainya. Setelah mengumpulkan data, datanya disiapkan lagi dan dieksplor kembali,” tuturnya.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan seorang ahli Data Science adalah melakukan analisis untuk menjawab masalah yang sudah didefinisikan di tahap pertama. Terakhir, melakukan story telling untuk kepentingan pembuatan laporan bagi klien atau stakeholder terkait.
“Setelah dianalisis dan menyelesaikan masalah tersebut, sebaiknya membuat suatu story telling untuk disampaikan kepada klien atau stakeholder, diceritakan hasil dari analisis tersebut. Itu yang kita lakukan di Data Science,” ujarnya.
Terakhir, pelajar pun dikenalkan Program Mekatronika UNPAR. Menjawab tantangan dan peluang di era industri 4.0, sudah saatnya generasi kini mempelajari Mekatronika. Dalam mempelajari Mekatronika, mahasiswa nantinya akan belajar langsung tiga disiplin ilmu, yakni mekanika, elektronika, dan informatika. Di UNPAR sendiri para pengajar menekankan pada kemampuan mahasiswa dalam hal mendesain sistem yang bisa membantu pekerjaan manusia.
“Mekatronika cukup berperan di industri. Mari ke Mekatronika kita akan bekerja bersama-sama dan kuliah bersama. Percaya deh, Mekatronika akan terus digunakan diperlukan bangsa ini. Mari bergabung ke Mekatronika UNPAR,” ucap Dr. Ir. Bagus Arthaya, M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik Elektro. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)