Tim mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meraih peringkat ketiga dalam ARCASIA Student Competition Awards 2017 di Kathmandu, Nepal. Tim yang terdiri dari Dahlia Lubis, Diandra Indiraputri Trisna, Ahmad Shafy Allam, Aloysius Baskoro Winarno, serta Giovanni R. Tyashadi ini menjadi wakil Indonesia dalam ajang penghargaan arsitek muda Asia tersebut. Kegiatan kompetisi dan apresiasi ini merupakan bagian dari 38th ARCASIA Council Meeting 2017 yang menghadirkan perwakilan dari 21 institusi arsitek seluruh Asia pada November lalu.
Tim Unpar sendiri terpilih setelah melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI). Dalam ajang ini, mereka menyodorkan konsep pemukiman sungai terapung dengan judul Proyek Social Barge Housing, Banjarmasin Vascular (City) Treatment. Karya mereka lolos menjuarai Bronze Award setelah mendapat penilaian dari tim juri yang berasal dari beberapa negara di Asia.
ARCASIA (Architects Regional Council Asia) merupakan wadah organisasi bagi para arsitek di tingkat Asia yang berfungsi sebagai koordinator dari semua asosiasi profesi arsitek yang ada di Asia. Salah satu anggotanya adalah IAI sebagai organisasi profesi arsitek nasional di Indonesia. Keanggotaan dewan ARCASIA terdiri dari para pimpinan institusi profesi arsitek tingkat nasional. Organisasi ini juga berperan sebagai perpanjangan tangan bagi program regional setiap institusi anggota, serta membentuk jejaring kerja sama antara organisasi-organisasi di tingkat nasional.
Prestasi yang membanggakan ini semakin memperteguh eksistensi mahasiswa Unpar yang mampu bersaing di tingkat internasional, khususnya di Asia. Selain itu, ajang tersebut juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa Unpar untuk menyebarkan identitas budaya lokal. Hal ini merupakan wujud nyata salah satu visi Unpar, yakni mengembangkan potensi lokal hingga ke tataran global, serta sasaran Unpar, mendapatkan pengakuan yang semakin luas baik di tingkat nasional maupun internasional.