UNPAR.AC.ID, Bandung – Founder & CCO Pala Nusantara Ilham Pinastiko dan CEO Rekosistem Ernest Layman yang berbagi pengalaman mereka memulai usaha, dalam diskusi “Mudahnya Menjadi Entrepreneur, yang berlangsung di Ruang Multifungsi PPAG UNPAR, Senin (4/12/2023). Keduanya mengajak anak muda, terutama para mahasiswa mulai membangun mindset entrepeneur dan menggali potensi diri sejak dini.
Hal tersebut disampaikan keduanya dalam rangkaian acara “Wirausaha Mudah” program Entrepreneur Hub Jawa Barat. Helatan tersebut diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM, EntrepreneurHub bersama Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).
Sebagai anak muda, para mahasiswa didorong untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif, salah satunya dengan menjadi seorang wirausaha.
Talk show dimoderatori oleh Wisnu Sakti Dewobroto selaku TA Deputi Bidang kewirausahaan dan membahas mengenai praktik-praktik terbaik untuk menjadi wirausah sukses dan mindset yang dapat diterapkan untuk menjadi seorang wirausahawan.
Wisnu menyatakan bahwa anak-anak muda memiliki suatu tantangan untuk memiliki bisnis yang dapat memberikan dampak positif untuk 3P (people (orang/masyarakat), planet (bumi/lingkungan), profit (keuntungan)).
Terdapat tiga hal yang akan menjadi tren kedepannya yakni produk sustainable atau berkepanjangan, berefek pada masyarakat sekitar, dan aplikasi digital.
Ilham Pinastiko kemudian menceritakan pengalamannya menjadi seorang wirausaha yang memperhatikan nilai 3P.
Melalui usahanya yang berupa industri kriya penghasil jam tangan kayu, Ilham ingin menekankan pandangan bahwa seniman merupakan salah satu mata pencaharian yang dapat membawa keuntungan.
“Eranya sudah berubah. Saat ini, otak kanan berada di masa kejayaannya,” ujarnya.
Berangkat dari keresahannya akan eksploitasi kayu di Indonesia, Ilham ingin mencoba untuk dapat meningkatkan nilai jual atau value kayu menjadi suatu barang yang lebih bernilai.
Menurutnya, memiliki visi dan misi yang jelas merupakan hal dasar yang harus dipenuhi sebagai seorang pengusaha.
“Visi (dan misi) dari sebuah perusahaan itu harus clear, mudah dimengerti semua kalangan karena visi (dan misi) adalah representatif Anda sebagai seorang founder dan perusahaan Anda,” paparnya.
Milestone atau napak tilas yang ingin dicapai juga merupakan pola pikir penting yang harus diterapkan bagi para anak muda yang ingin memiliki usaha.
Milestone yang disusun juga tidak muluk tetapi masuk akal dan harus dipersiapkan setiap tahunnya agar perusahaan yang dibangun dan dijalankan bisa berkepanjangan atau sustain.
Serupa dengan Ilham, Ernest juga menjalankan perusahaan yang memperhatikan 3P. Rekosistem sendiri merupakan perusahaan pengelolaan sampah yang saat ini menyandang status sebagai sebuah perusahaan teknologi (start up).
Menambah poin dari Ilham, Ernest mengatakan bahwa seorang pengusaha tidak hanya datang dengan visi dan misi, tetapi juga memiliki kemauan untuk mencoba dan turun langsung ke lapangan untuk melihat prospek kedepan dari usaha yang ingin dirintis.
Seorang pengusaha juga harus bisa memberikan solusi yang sesuai dengan tantangan dan tren saat ini. Dalam usahanya, Ernest menerapkan model circular economy.
Mengutip laman Sustaination, model ekonomi sirkular adalah konsep ekonomi untuk menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk jadi yang bisa dipakai ulang untuk selama mungkin dan menghasilkan sampah atau limbah seminimal mungkin.
Penerapan model ekonomi sirkular tentunya dapat membantu seorang pengusaha untuk menjawab salah satu tantangan terbesar Indonesia saat ini yaitu mengenai pengelolaan sampah yang tentunya memberikan dampak positif pada 3P.
“Ketika suatu bisnis sudah dicoba sendiri dalam skala kecil dan menjawab tantangan dan tren saat in, pastinya memberikan dampak positif ke 3P,” ujar Ernest. (SYA-Humkoler UNPAR).
