Beri Orasi di Dies 70 UNPAR, Mendikti Saintek Soroti Peran Perguruan Tinggi Persiapkan Generasi Unggul

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan memperingati Dies Natalis ke-70 dengan menghadirkan orasi ilmiah dari Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, M.Sc., Ph.D selaku Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) UNPAR pada Jumat (17/1/2025) lalu, di mana Prof. Satryo hadir secara online melalui Zoom.

Melalui orasi ilmiahnya yang berjudul “Peningkatan peran dan Dampak Perguruan Tinggi dalam Mempersiapkan Generasi Unggul”, beliau menekankan pentingnya peningkatan peran dan dampak perguruan tinggi dalam mempersiapkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.

“Kenapa kami menggunakan judul ini? Karena sudah saatnya Perguruan Tinggi itu jelas memberikan dampak yang signifikan dan positif terhadap pembangunan manusia Indonesia dan juga pembangunan kesejahteraan dan ekonomi Indonesia,” jelasnya. 

Merujuk pada World Economic Forum Global Risk Perception Survey 2023-2024, Prof. Satryo menyoroti keresahan masyarakat global yang perlu menjadi perhatian, meliputi: cuaca ekstrem (66%), misinformasi dan disinformasi berbasis kecerdasan buatan (53%), polarisasi sosial dan politik (46%), krisis biaya hidup (42%), serta serangan siber (39%). 

“Nah dari sini, kita kemudian melihat bagaimana Perguruan Tinggi dalam kemampuan kapasitas masing0masing sesuai peran dan kemampuan dan kapasitasnya mampu untuk memberikan dampak pada masyarakat supaya keresahan tersebut bisa kita minimalkan. Karena Perguruan Tinggi tugasnya adalah memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat melalui pembangunan masyarakat bangsa dan negara,” tutur dirinya. 

Lebih lanjut, Prof. Satryo juga menyoroti tantangan yang tengah dihadapi Bangsa Indonesia, antara lain: perubahan iklim; perlambatan ekonomi global; disrupsi kecerdasan buatan; ancaman pandemi baru; dan terbatasnya waktu bonus demografi.

Prof. Satryo menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki sistem pendidikan tinggi terbesar ketiga di Asia dan keempat di dunia, dengan 4.356 institusi perguruan tinggi, 9.841.512 mahasiswa, serta 32.592 program studi. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memastikan bahwa perguruan tinggi mampu memberikan dampak nyata bagi pembangunan nasional.

Di sisi lain, Prof. Satryo juga turut menjelaskan sisi pemanfaatan teknologi, di mana penetrasi internet mencapai 66.5% dengan pengguna internet sebanyak 185,3 juta dan pengguna media sosial sebesar 139 juta. Pemilik gawai sendiri mencapai 126.8% dari populasi yang tersebar lebih dari 17.000 pulau yang membentang sejauh 5.245 km. 

Merespons permasalahan tersebut, dirinya menyampaikan bahwa saat ini Kemdiktisaintek tengah mengupayakan digitalisasi pendidikan tinggi sebagai solusi untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas dan inklusif.

“Ini sedang kita upayakan bersama supaya ke depan, semua generasi muda menikmati pendidikan. Istilahnya, no one left behind, semua mendapat peluang kesempatan untuk berpendidikan,” tutur Prof. Satryo.

Setelah melihat berbagai tantangan, Prof. Satryo menyatakan penting bagi perguruan tinggi untuk memaksimalkan perannya. Oleh karena itu, terdapat paradigma baru dalam kebijakan pendidikan tinggi yang menekankan bagaimana kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi.

Prof. Satryo menjelaskan bahwa pergeseran paradigma pendidikan tinggi dari pendekatan konvensional (Tri Dharma: pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) menuju pendekatan transformasional yang mengutamakan akses, mutu, relevansi, dan dampak. Fokus utama adalah bagaimana perguruan tinggi dapat secara langsung berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Lebih lanjut, ,elalui program prioritas kemdiktisaintek, perguruan tinggi akan diarahkan untuk mencapai:

  • Akses pendidikan tinggi yang bermutu, relevan, dan berdampak
  • Pengembangan talenta sains dan teknologi
  • Penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah, penelitian, dan pengembangan
  • Penyelesaian permasalahan sosial dan ekonomi nasional

Dampak dari implementasi kebijakan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi dengan target utama pengentasan kemiskinan, swasembada pangan, swasembada energi, subsidi tepat sasaran, dan hilirisasi komoditas.

“Dari itu, saya kira teman-teman perguruan tinggi bisa memposisikan dirinya, peran apa yang akan diambil, bagaimana untuk pencapaiannya, dan mungkin juga diperlukan apa dari pemerintah supaya teman-teman perguruan tinggi mampu untuk berkiprah sesuai dengan yang telah digariskan,” ujar Prof. Satryo.

Tidak lupa, Prof. Satryo juga turut mengucapkan selamat kepada UNPAR atas ulang tahun ke-70.

“Selamat kepada Universitas Katolik Parahyangan atas ulang tahun yang ke-70. Semoga dengan usia yang sudah cukup lama ini, Universitas Katolik Parahyangan lebih berkiprah lagi sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan komitmennya kepada peningkatan kualitas manusia Indonesia,” tutur dirinya. (KTH-Humas UNPAR)

Berita Terkini

UNISBA Studi Banding ke UNPAR, Gali Struktur Organisasi dan Tata Kelola

UNISBA Studi Banding ke UNPAR, Gali Struktur Organisasi dan Tata Kelola

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Islam Bandung (UNISBA) melakukan studi banding ke Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Senin (10/2/2025). Melalui pertemuan yang dilakukan di Ruang Rapat Besar Rektorat UNPAR tersebut, tim UNISBA menggali lebih jauh bagaimana...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Jan 21, 2025

X