UNPAR.AC.ID, Bandung – Mengubah cara pandang bahwa fisika sulit dan menakutkan tentu bukan perkara mudah. Namun lain hal dengan para penggagas lahirnya Incredible Physics (INDY) besutan Program Studi (Prodi) Fisika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Didesain menarik dan menyenangkan, para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) akan diajak terjun menikmati keindahan fisika melalui aktivitas di INDY dengan berbagai pendekatan.
Dosen Prodi Fisika UNPAR, Risti Suryantari, M.Sc. menuturkan bahwa INDY telah berjalan sejak 2019 silam. Saat itu, para penggagas, dalam hal ini dosen-dosen di Prodi Fisika UNPAR memiliki asa supaya fisika bisa menarik perhatian pelajar, utamanya SMA agar memandang fisika bukan hanya sekumpulan rumus yang sulit apalagi menakutkan.
“Kami ingin lebih memperlihatkan bahwa fisika itu aplikasinya sangat luas dan sebetulnya kalau kita eksplorasi lebih dalam, fisika itu indah. Jika kita melihat kata ‘Incredible Physics’, menunjukkan begitu luar biasanya fisika terutama sebagai dasar perkembangan teknologi,” tutur Risti, Jumat (21/5/2021)
INDY, lanjut dia, merupakan suatu bentuk workshop fisika yang khusus dirancang bersama para pakar di bidangnya agar para siswa SMA dapat lebih jauh mempelajari materi-materi menarik dalam fisika. Menurut dia, tak dimungkiri bahwa pembelajaran fisika di tingkat SMA cenderung konvensional seperti belajar rumus dan bagaimana mengerjakan soal. Lebih lanjut, melalui INDY, pelajar diajak mengeksplorasi materi yang tak pernah mereka terima di SMA seputar teori dan eksperimen.
“Pertama kali digagas tahun 2019, kami memikirkan bagaimana anak-anak sekolah agar tertarik mempelajari fisika. Melalui INDY diharapkan mereka dapat mengeksplorasi fisika lebih dalam, dengan materi-materi yang mengikuti perkembangan terkini. Karena sebetulnya banyak aspek dari eksperimen dan teori yang dapat dikaitkan dengan teknologi dan sesuatu yang sedang tren saat itu,” ujarnya.
Dia pun mengungkapkan bahwa tema INDY tiap periode penyelenggaraannya akan berbeda, mengikuti tren terkini. Sementara metode pembelajaran yang dipakai adalah model pembelajaran aktif, dimana para pelajar diajak mengeksplorasi secara mandiri menggunakan peralatan atau piranti lunak dengan didampingi para pakar. Saat workshop berlangsung, para peserta akan dibekali dengan peralatan yang telah disiapkan.
“Peserta diberikan kit peralatan sesuai dengan temanya, kemudian melakukan eksplorasi. Pertamanya tentu dipandu oleh narasumber, tetapi kemudian mereka dapat mencoba sendiri. Dari situ mereka akan menemukan masalah, kemudian menemukan juga solusinya. Harapannya adalah mereka dapat memandang fisika bukan sesuatu yang sulit dan rumit karena banyak rumus. Melainkan lebih melihat bahwa belajar fisika itu menyenangkan,” ucap Risti.
INDY 2021
Medio 2021 ini, tepatnya pada 3, 10, dan 17 Juli akan dilaksanakan INDY 2021. Namun penyelenggaraan workshop bakal berlangsung secara daring via Zoom, berhubung situasi dan kondisi pandemi Covid-19 dan mengikuti pematuhan protokol kesehatan. Risti memaparkan bahwa pelajar SMA masih menjadi sasaran peserta, meskipun tak menutup kemungkinan untuk pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti INDY ke depannya.
Topik utama pada INDY 2021 adalah (1) Deep Learning, Convolutional Neural Network, Implementasi pada Hardware, dan (2) Einstein Gravity, Solving Einstein Equations with MAPLE, Light Ring at The Center of M87. Kit peralatan nantinya akan dikirim terlebih dahulu sebelum workshop dimulai usai para peserta melakukan Registrasi INDY 2021.
“Metodenya nanti masih sama, kami akan membekali mereka dengan peralatan. Peralatan akan kami kirim ke alamat masing-masing peserta setelah mereka melakukan registrasi dan akan mendapatkannya sebelum workshop. Nanti ketika workshop berlangsung meskipun daring, mereka tetap dapat mencoba dengan panduan dari narasumber. Jadi tetap bisa mengeksplorasi langsung,” katanya.
Meski nantinya berlangsung secara daring, Risti optimistis penyelenggaraan INDY 2021 akan berjalan lancar. Berdasarkan pengalaman 2020 lalu, saat timnya memberikan workshop dalam bentuk Pelatihan Guru Fisika (PGS) secara daring, kegiatan berlangsung baik dan tak ada hambatan berarti. Meskipun tak dimungkiri, kendala saat pelatihan daring bisa saja terjadi.
“Pengalaman kami memberikan workshop untuk guru dalam suasana daring dan kami kirimkan alat, cenderung cukup lancar. Namun untuk daring (INDY 2021) ini memang nanti kesulitannya jika ditemukan masalah, tidak bisa langsung kami lihat masalahnya karena kalau saat offline kami bisa lihat, ‘oh ini masalahnya di sini dan sebagainya,’. Jadi peserta harus menjelaskan masalahnya seperti apa, mungkin kesulitannya lebih ke situ. Meskipun pada akhirnya pasti bisa diselesaikan,” tuturnya.
Cintai Fisika
Dia pun berharap INDY ke depannya dapat menjangkau semua pelajar di berbagai tingkatan. Meskipun untuk INDY sendiri memang dari awal konsepnya menyasar pelajar sekolah menengah, utamanya pelajar SMA. Tentunya tetap pada fokus untuk mengenalkan keindahan fisika dengan target besar agar anak-anak tersebut dapat termotivasi belajar fisika lebih dalam dengan cara menyenangkan.
“Image akan fisika itu sulit, fisika itu menakutkan, diharapkan tidak ada. Karena bagaimanapun juga kami sangat berharap pada generasi muda atau penerus bangsa ini untuk dapat mencintai sains dan mencintai fisika. Sehingga nanti dapat turut berkontribusi pada perkembangan teknologi di Indonesia,” ujar Risti. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)