Mahasiswa Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) kembali menorehkan prestasi setelah sebelumnya berhasil menjadi salah satu pemenang kategori Participants Favourites, World’s Best Graduation Projects dalam kompetisi Archiprix International 2017, yang diselenggarakan di Ahmedabad, India serta juara pertama pada sayembara Desain Monumen Bundaran Besar Kota Palangka Raya yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada Juni 2017.Arsitektur Unpar
Empat mahasiswa Arsitektur Unpar yakni Ahmad Shafy, Dahlia Lubis, Karunia Susanto, dan Dewa Nyoman Angga berhasil meraih juara 1 dalam Sayembara Desain Tugu Pal Nol yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Sayembara tersebut digelar dengan tujuan untuk meningkatkan eksistensi kawasan kilometer nol yang berlokasi di Banjarmasin, kawasan perkantoran gubernur Kalimantan Selatan. Kompetisi yang terbuka untuk umum ini melibatkan sejumlah profesional dalam penjuriannya.
Hasil desain Tugu Pal Nol diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, memperluas partisipasi publik dalam pembangunan, dan mampu menggambarkan potensi sumber daya daerah dengan nilai-nilai filosofi budaya, karakter dan cita-cita pembangunan masyarakat Kalimantan Selatan.
Juri Sayembara ini diketuai oleh Prof. H. Kustan Basri tokoh masyarakat Banjarmasin Kalimantan Selatan, Ir. Pakhri Anhar, MT Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Selatan, Bachtiar Noor Grad.Dip, MA Pakar Perkotaan, Taufik Arbain, S. Sos, M.Si Ahli Budaya Banjarmasin, Dr. Ira Mentayani, ST, MT, Jurusan Arsitektur FT Universitas Lambung Mangkurat, dan Juri Kehormatan Bapak H. Sahbirin Noor Gubernur Kalimantan Selatan.
Prestasi tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa Arsitektur Unpar dalam menghadapi persaingan tidak hanya dalam lingkup akademik saja namun juga dalam dunia nyata kearsitekturan di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi Prodi Arsitektur Unpar yang diharapkan ketika lulus nantinya dapat memiliki kemampuan dasar profesional, berwawasan global, serta peka terhadap nilai-nilai etika, ekologi, budaya, kearifan lokal, dalam merancang dan membangun lingkungan binaan.
Hal ini sesuai pula dengan sesanti Unpar “Bakuning Hyang Mrih Guna Sancaya Bhakti” yang bermakna Berdasarkan Ketuhanan Menuntut Ilmu untuk dibaktikan kepada Masyarakat serta mendukung Misi Unpar yakni menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni demi peningkatan martabat manusia dan memelihara keutuhan alam ciptaan.