UNPAR.AC.ID, Bandung – Tiga mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Akademi Angkatan Udara (AAU) pada tahun 2024. Tim yang terdiri dari Kenneth Lee Maykinho, Yudhatama Anugrah Bantara, dan Muhammad Adam Zafrullah ini berhasil menonjol di antara 60 finalis lainnya dengan karya tulis bertema hukum, satu-satunya karya tulis bertema hukum di antara para finalis yang sebagian besar berasal dari disiplin ilmu teknik. Dalam pencapaian ini, mereka dibimbing oleh dua dosen Fakultas Hukum UNPAR, yaitu Adrianus Adityo Vito Ramon S.H. LL.M (Adv.) sebagai dosen pembimbing dan Williams Oey S.H. LL.M sebagai dosen pendamping.
Motivasi utama tim ini mengikuti lomba adalah ketertarikan mereka pada kluster hukum internasional, khususnya Hukum Udara dan Angkasa. Dalam wawancara tertulis yang dilakukan pada Rabu (14/08/2024), Adam menjelaskan, “Kami tertarik mengikuti lomba ini karena penulisan hukum kami terkait dengan kluster hukum internasional. Salah satu mata kuliah pilihan dalam kluster ini adalah Hukum Udara dan Angkasa, sehingga kami tertarik untuk mencoba berpartisipasi dalam perlombaan karya tulis di bidang antariksa.”
Kenneth, ketua tim, menambahkan, “Sejak diajak oleh Bapak Wakil Dekan untuk bergabung dalam tim, saya langsung termotivasi untuk memberikan yang terbaik agar karya tulis ini bisa lolos ke babak final. Lomba ini adalah momentum yang sangat strategis bagi saya karena setelah lulus, saya berencana mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan sertifikat dari TNI AU akan sangat mendukung kelengkapan berkas administrasi saya.”
Yudhatama juga menyampaikan pandangannya, “Awalnya, saya ikut lomba ini hanya untuk coba-coba, tetapi kemudian saya menjadi tertarik dengan materi tentang hukum udara yang sedang saya pelajari. Saya merasa penting untuk mencari pengalaman baru sebelum lulus, dan siapa tahu ini bisa menjadi nilai tambah saat melamar kerja, terutama jika saya memilih berkarier di dunia militer.”
Topik utama karya tulis mereka yang berjudul “Per Ardua Ad Astra: Upaya Mempertahankan Kepentingan Negara di Antariksa dengan Pembentukan Komando Operasi Antariksa TNI Angkatan Udara” adalah langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk memperluas yurisdiksi TNI AU ke wilayah antariksa guna melindungi kepentingan negara, seiring dengan perkembangan teknologi di bidang keantariksaan.
Adam menjelaskan lebih lanjut, “Kami membahas isu hukum untuk membuka jalan bagi TNI AU memperluas yurisdiksi hingga ke antariksa guna melindungi kepentingan negara, terutama terkait ancaman pertahanan dan keamanan yang semakin kompleks, seperti space debris yang dapat menabrak atau merusak wahana antariksa milik Indonesia.”
Kenneth juga menyoroti tantangan yang dihadapi, terutama dalam mengatasi hambatan waktu. “Karena saya pribadi sangat menyukai kajian pertahanan dan keamanan, semua hambatan akhirnya dapat saya atasi dengan cepat dan tepat. Saya sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Adrianus A. V. Ramon, S.H., LL.M (Adv.), yang meskipun sibuk sebagai Wakil Dekan, tetap meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,” ujar Kenneth.
Ia juga menambahkan, “Saya juga berterima kasih kepada Bapak William Oey, S.H., LL.M., yang telah mendampingi tim saat presentasi di babak final karena Bapak Adrianus berhalangan hadir. Saya bersyukur karya tulis ini dapat selesai dengan lancar dalam waktu kurang dari dua minggu, meskipun bertepatan dengan pekan seminar proposal saya.”
Pengalaman menyusun karya tulis ini juga memberikan pelajaran berharga bagi mereka. “Penguasaan materi menjadi kunci keberhasilan kami. Kami sudah lama tertarik pada bidang pertahanan dan keamanan, khususnya yang berkaitan dengan airpower, sehingga kami mampu mengelaborasi materi dalam karya tulis ini dengan baik. Faktor lain yang mendukung mungkin karena kami satu-satunya tim yang mengangkat isu hukum dan regulasi terkait pembentukan satuan antariksa di Indonesia. Topik ini mungkin juga sedang menjadi perhatian di kalangan TNI,” kata Adam.
Yudhatama juga menambahkan, “Selain waktu yang terbatas dan mendadak, saya fokus pada materi yang akan dibahas karena, jujur saja, saya tidak terlalu mendalami materi tersebut sebelumnya. Selain itu, materi ini harus dikaitkan dengan dunia TNI, yang mana banyak hal di dalamnya masih baru bagi saya.”
Perjalanan menuju kemenangan ini diwarnai dengan momen-momen penuh ketegangan. Adam mengungkapkan bahwa salah satu momen paling berkesan adalah saat mereka mengetahui bahwa karya tulis mereka lolos ke tahap semifinal dan kemudian ke final.
“Pengumuman hasil tahapan lomba yang sempat mundur membuat kami berpikir bahwa kami tidak lolos ke tahap selanjutnya. Namun, saat akhirnya membaca pengumuman tersebut, kami merasa sangat bersyukur karena dapat melaju ke tahap final dan bahkan meraih juara 3 dalam lomba tersebut,” ujar Adam.
Kenneth menambahkan, “Saya menghabiskan malam-malam panjang untuk riset dan penulisan hingga karya tulis kami mencapai 22 halaman. Meskipun saingan cukup berat, usaha kami tidak mengkhianati hasil.”
Yudhatama juga berbagi kesan mendalamnya selama kompetisi, “Momen yang paling berkesan bagi saya adalah ketika kami berada di mess Aklan, berbincang, dan latihan sebelum kompetisi. Ini adalah pertama kalinya saya ikut lomba tingkat nasional, jadi saya sedikit deg-degan. Namun, panitia dari AAU cukup humanis dan membuat kami merasa nyaman.”
Pengalaman ini juga tidak terlepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh UNPAR. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada UNPAR yang telah mendukung dan memfasilitasi kami dalam mengikuti lomba ini, baik melalui penunjukan dosen pembimbing maupun dukungan finansial seperti transportasi, konsumsi, dan uang saku selama lomba,” ujar Adam.
Sebagai penutup, Adam memberikan pesan kepada mahasiswa UNPAR lainnya. “Kami mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk berani mengikuti lomba-lomba di luar kampus. Dengan mengikuti lomba, kita bisa mengembangkan kemampuan dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama kuliah. Jangan takut soal menang atau kalah, yang penting berani mencoba dulu,” tutupnya dengan penuh semangat. (NAT-Humas UNPAR)