Yurita Puji, seorang alumnus Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memiliki talenta sebagai perancang busana, selain tentunya membuat program komputer. Ia sudah banyak mengikuti fashion show baik di Indonesia maupun ajang internasional, termasuk New York Fashion Week di tahun 2016.
Kekhasan dari desain busana Yurita Puji adalah penggunaan tenun ikat, seperti Tenun Dayak dari Kalimantan, Songket dari Sumatra, dan Noken dari Papua. Seluruh tenun ikat dibuat oleh wanita-wanita penenun dari desa. Kali ini, Yurita Puji akan menampilkan koleksi busananya di Couture Fashion Week New York pada 10 September 2017 mendatang.
Couture Fashion Week adalah salah satu fashion show yang ternama. Fashion show ini dimulai sejak tahun 2005 oleh Andres Aquino yang menampilkan adi busana dan busana mewah di New York, Cannes dan beberapa kota-kota lainnya. Banyak desainer yang pernah tampil di ajang ini, di antaranya Catalin Botezatu, Walid Atallah, Zaskia Sungkar, dan Nedret Taciroglu.
Pada Couture Fashion Week musim ini, Yurita Puji akan menampilkan koleksi terbarunya dengan membawa Karawo, teknik sulam antik berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara, Indonesia. Karawo adalah salah satu tradisi Indonesia yang tertua saat ini. Hanya beberapa wanita perajin saja yang masih ahli dalam membuatnya. Yurita Puji memiliki misi menjaga tradisi antik ini dengan menggunakan Karawo pada desain busananya dan memasarkannya di Indonesia serta akan menampilkannya ke dunia.
Hasil karya Yurita Puji dijual di Alun Alun Indonesia, Jakarta dan di tempat kerjanya, Armoire Cabinet. Ia juga aktif dalam organisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Koleksinya dapat dibeli secara daring di Amerika melalui toko online Gallery of Indonesia.
Sumber: informatika.unpar.ac.id