UNPAR.AC.ID, Bandung – Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menerima studi banding dari tim dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya). Predikat akreditasi “Unggul” hingga proses kaderisasi dosen yang ada di Prodi Administrasi Bisnis UNPAR menjadi praktik baik yang menarik atensi Untag Surabaya.
Dalam pertemuan yang telah berlangsung pada Kamis (10/11/2022) itu, hadir dari Untag Surabaya Prof. Dr. V. Rudy Handoko, MS., Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom., M.Med.Kom., dan Ni Made Ida Pratiwi, MM. Tak hanya membahas sistem penjaminan mutu, berbagai isu termasuk implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga menjadi perhatian Untag Surabaya.
Sebagaimana keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa (15/11/2022), pertemuan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UNPAR Dr. Aknolt Kristian Pakpahan dan Ketua Jurusan Administrasi Bisnis UNPAR Dr. Maria Widyarini, MT. Pertemuan juga dihadiri Kepala Divisi Audit Mutu Internal pada Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UNPAR Dr. Urip Santoso, Drs., S.E., M.M., Ak., CA, yang juga dosen Adbis UNPAR.
Kemudian hadir pula Ketua Prodi Adbis UNPAR Yoke Pribadi Kornarius, S.AB., M.Si. Selain itu, terdapat beberapa dosen muda Adbis UNPAR yang ikut menghadiri pertemuan ini, di antaranya Albert MPL Tobing, ST., M.AB., Daniel Hermawan, S.AB., M.Si., MBA., Shelvi, S.AB., MM., Wendy Cahya Suganda, MBA., AFHEA., CHRP, dan Roni Tua, S.IP., MBA.
Melalui diskusi santai dalam bentuk tanya jawab, tim dosen Untag Surabaya menggali kondisi dan situasi yang ada Adbis UNPAR, sehingga bisa memperoleh predikat akreditasi “Unggul”. Melalui proses Audit Mutu Internal (AMI) yang berjalan di tingkat universitas, Adbis UNPAR mampu menjaga kualitas dan memenuhi kualifikasi Instrumen Suplemen Konversi (ISK) Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk melakukan konversi dari predikat “A” ke “Unggul”.
Selain itu, proses kaderisasi dosen yang ada di Adbis UNPAR menjadi pembahasan menarik bagi tim dosen Untag Surabaya, di mana proses kaderisasi dosen dari jenjang Sarjana menjadi praktik baik yang dipelajari. Ni Made Ida Pratiwi, MM. dari Untag Surabaya mengakui bahwa salah satu kendala yang terjadi adalah sulitnya mencari dosen muda yang memenuhi kualifikasi untuk mengisi komposisi tim dosen yang ada di Untag Surabaya.
Selanjutnya, dibahas pula seputar MBKM dan dipaparkan oleh Yoke Pribadi Kornarius, S.AB., M.Si.,. Dijelaskan bahwa Adbis UNPAR menjadi salah satu Prodi yang menyumbangkan jumlah mahasiswa terbesar dalam keikutsertaan program MBKM UNPAR. Daniel Hermawan, S.AB., M.Si., MBA., sebagai Ketua Pengabdi MBKM Adbis UNPAR juga menyampaikan pengalaman terkait pelaksanaan Proyek Desa MBKM di Kelurahan Binong, sekaligus keberhasilan dalam memperoleh hibah Matching Fund 2022.
“Studi banding ini diharapkan akan muncul kemitraan antara Untag Surabaya dan UNPAR. Juga menjadi sarana bertukar praktik baik dan informasi antar perguruan tinggi,” demikian tertulis. (KTH-Humkoler UNPAR)