Program Sarjana dan Magister Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menggelar Webinar Business Series perdana dengan topik “IHSG Under Covid-19” pada Kamis (30/4/2020). Kegiatan daring ini diikuti oleh sekira 130 orang peserta melalui aplikasi Google Meet. Tidak hanya mendapatkan ilmu, melalui acara ini peserta diajak untuk menyampaikan donasi dan mendukung upaya Unpar menanggulangi dampak Covid-19.
Melalui paparan Hendry Wijaya dari Kresna Sekuritas serta Fransiskus Wiguna selaku kepala Business Administration Investment Club, para peserta diajak melihat kondisi pasar saham di tengah masa krisis dan pandemi. Memanfaatkan data dan pengalaman, keduanya menyampaikan peluang terbaik yang bisa diambil oleh investor saham saat ini. Adapun acara dipandu oleh Dian Sadeli, dosen Administrasi Bisnis Unpar.
Jangan Menunggu
“Kamu tidak boleh menunggu,” pesan Hendry Wijaya bagi para peserta terkait kondisi pasar saham Indonesia. Pasalnya, pengalaman sebelumnya menyatakan bahwa saham naik karena proyeksi ekonomi menunjukkan tren yang positif. Dalam konteks Covid-19, tanda-tanda seperti penemuan obat dan vaksin serta penurunan tren Covid-19 akan mempercepat pulihnya pasar saham.
Sebelumnya, Hendry menjelaskan betapa besarnya dampak Covid-19 secara global. Saat ini, perekonomian dunia termasuk Indonesia mengalami guncangan dan kelesuan di berbagai sektor, khususnya di sektor konsumsi dan investasi. “Confidence konsumen hilang,” ujar Hendry terkait lesunya konsumsi masyarakat global. Hal ini berdampak pula pada pasar saham yang mengalami penurunan.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi saham dengan memilih saham yang tepat, dengan jumlah yang sesuai pula. “Beli saham, rutin setiap bulan,” ungkap Hendry. “Lakukan biasa seperti tidak ada krisis,” tambahnya. Ia merekomendasikan beberapa kategori saham yang baik untuk investasi di tengah kondisi ini, seperti pertanian non-CPO, telekomunikasi, ritel minimarket, health and care, perusahaan berbasis ekspor, dan saham undervalue.
Rencana Investasi
Sejalan dengan Hendry, Fransiskus Wiguna menegaskan pentingnya investor untuk beraksi dari sekarang dengan ketidaktahuan kita kapan krisis berakhir. Namun, alumnus administrasi bisnis Unpar ini juga mengingatkan proses pemulihan pasar saham tidak akan terjadi dengan cepat. “Tidak usah panic buying,” jelasnya. Pemulihan akan terjadi setelah melalui proses konsolidasi sehingga tidak baik bila kita berlebihan dalam membeli saham.
Berkaca pada kondisi pasar saham dalam krisis terdahulu, harga saham setelah pulih akan lebih tinggi dibandingkan dengan saat awal krisis. Sedangkan kondisi saat ini, mayoritas saham menurun dengan rata-rata penurunan 20-30 persen. Oleh karenanya, Frans mengajak peserta untuk merencanakan investasi saham dengan baik dan memanfaatkan metode dollar cost averaging atau menabung saham. “Lebih baik kita buat ideal price daripada mencari best price,” jelasnya.
Menanggapi kondisi perekonomian secara global dengan proyeksi pertumbuhan negatif, kita perlu menggunakan kesempatan dalam berinvestasi. Dengan pengelolaan saham yang baik dan tepat dalam masa krisis ini, kita bisa mendapatkan hasil investasi yang optimal di masa mendatang. (DAN – Divisi Publikasi)