Dalam seminar yang diselenggarakan The Prince Al-Hussain bin Abdullah II School of International Studies di University of Jordan pada 9 Oktober 2019 lalu, dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (HI Unpar) berkesempatan untuk berbagi wawasannya selaku keynote speaker. Dr. Sukawarsini Djelantik mengangkat topik “ISIS and Security Threat in Southeast Asia: The Role of Foreign Terrorist Figthers (FTFs).”
Melalui presentasinya, Dr. Sukawarsini membahas keberadaan kelompok teroris di Indonesia, mulai dari NI/DII, Jamaah Islamiyah, sampai the Islamic State (ISIS/IS). Pasca kejatuhan IS di Suriah dan Irak oleh kekuatan multinasional pimpinan Amerika Serikat (AS), ‘alumnus’ kembali ke negara masing-masing atau bermigrasi ke negara lain sebagai FTFs. Para FTFs ini memiliki berbagai kualifikasi antara lain lebih terlatih dalam bidang militer, lebih radikal, dan memiliki jaringan internasional yang lebih kuat.
Kualifikasi seperti inilah yang merupakan ancaman di berbagai negara dan kawasan termasuk Asia Tenggara. Dengan semakin canggihnya organisasi teroris, negara perlu lebih waspada dan meningkatkan pengawasan terutama dalam menjaga perbatasan. Untuk mencegah aksi-aksi terorisme, kerjasama yang erat perlu ditingkatkan pada tingkat kawasan misalnya melalui ASEAN.
Seminar keamanan kawasan ini merupakan inisiatif Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman. Seminar dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Hashemite Yordania dan Palestina Andy Rachmianto juga para Dubes ASEAN di Amman. Dubes Andy Rachminato menyatakan tujuan seminar antara lain untuk meningkatkan people-to-people contact antara Indonesia dan Yordania. Keterlibatan dosen, akademisi, dan peneliti merupakan salah satu bagian penting dari Diplomasi Publik. Diharapkan untuk masa-masa mendatang lebih banyak lagi terjadi kunjungan yang melibatkan berbagai profesi dalam rangka mempererat hubungan dua negara. (/DAN)