Publikasi penelitian ilmiah Indonesia di jurnal internasional bereputasi menduduki peringkat ke-3 se-ASEAN. Sebelumnya, Indonesia berada satu peringkat di bawah Thailand. Peringkat pertama diraih oleh Malaysia, disusul oleh Singapura.
Seperti dilansir The SCImago Journal & Country Rank, Indonesia menempati peringkat ke-45 dari 233 negara dengan 11.470 publikasi ilmiah terindeks Scopus pada tahun 2016, naik tiga peringkat dari tahun 2015. Satu dekade sebelumnya, Indonesia menduduki peringkat ke-62 dengan jumlah 1.276 pada tahun 2006, atau meningkat sejumlah 898 persen.
The SCImago Journal & Country Rank adalah portal untuk publik yang mencakup pemeringkatan jurnal ilmiah negara. Portal ini dikembangkan berdasarkan informasi yang tersedia di dalam basis data Scopus.
Angka tersebut merupakan pencapaian yang menunjukkan bahwa peneliti Indonesia bergerak dan aktif dalam berkarya. Hal tersebut sejalan dengan Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor sebagai upaya pemerintah untuk mendorong dosen untuk meneliti dan melakukan riset.
Menristekdikti Mohamad Natsir di Kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Jakarta pada Selasa (1/8) mengungkapkan, salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa adalah publikasi ilmiah, di samping jumlah kekayaan intelektual dan tingkat kesiapan penyerapan hasil teknologi. Kemudian, ia menyatakan, aktivitas peningkatan publikasi ilmiah tersebut menandakan efisiensi aktivitas penelitian suatu negara sebagai penggerak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hal ini seperti dikutip Pikiran Rakyat. Natsir mengharapkan, mahasiswa Magister dan Doktor memiliki semangat untuk memublikasikan riset untuk terindeks Scopus dan berkontribusi dalam mendorong laju publikasi penelitian ilmiah.
Publikasi ilmiah Unpar
Berdasarkan data analisa Scopus, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menduduki peringkat ke-30 dalam hal jumlah penelitian yang terindeks Scopus dari seluruh PTN dan PTS se-Indonesia per 30 Oktober 2017.
Pada periode 2013-2016, jumlah publikasi ilmiah terindeks Scopus milik Unpar sejumlah 136 dokumen. Jumlah tersebut termasuk publikasi dari universitas mitra, seperti Institut Teknologi Bandung, Monash University, University of Groningen, Korea Institute of Science and Technology, dan lain-lain. Jumlah publikasi penelitian ilmiah terbanyak, yakni di bidang teknik (engineering), diikuti oleh Fisika dan Astronomi, serta Ilmu Komputer.
Angka publikasi ilmiah Unpar terindeks Scopus mengalami peningkatan signifikan sejak 2013 hingga 2016, yakni 278 persen. Hal tersebut menunjukkan aktivitas penelitian di lingkungan komunitas Unpar terus-menerus ditingkatkan.
Jurnal internasional bereputasi tersebut pun memiliki ketentuan penulisan yang harus dipenuhi. Maka, Kemenristekdikti secara rutin menyelenggarakan lokakarya yang ditujukan kepada para dosen penerima hibah Penelitian Disertasi Doktor untuk meningkatkan kemampuan dalam penulisan manuskrip dari hasil penelitiannya untuk kemudian dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.
“Workshop” dan klinik LPPM Unpar
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekditi bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpar menyelenggarakan lokakarya berjudul Workshop dan Klinik Peningkatan Kualitas Hasil Penelitian Program Peningkatan Kapasitas Riset di Novotel Bandung, Jalan Cihampelas 23-25 pada 1-3 November 2017.
Kasubdit Peningkatan Kapasitas Riset Istangimah dan Rektor Unpar Mangadar Situmorang Ph.D memberikan sambutan untuk meresmikan pembukaan kegiatan. Hadir pula Ketua LPPM Catharina Badra Nawangpalupi Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Dr. Budi Husodo Bisowarno.
Sebanyak 107 peserta dari seluruh penjuru Nusantara berkumpul untuk mengikuti lokakarya dan klinik yang dilaksanakan selama 3 hari itu, mulai dari Universitas Syiah Kuala sampai dengan Universitas Papua. Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti menunjuk empat pakar penelitian sebagai pemberi materi kegiatan, yakni Prof. Wasmen Manalu, Prof. Mohammad Djaeni, Prof. Ririh Yudhastuti, dan Dr. Ade Gafar Abdullah, M.Si.
Sumber: KOMPAS – Griya Ilmu (Selasa, 21 November 2017)